Gone

9K 1K 110
                                    

Salju sudah tak turun di Korea sejak dua hari yang lalu, tepat saat pesawat Taehyung baru saja mendarat.

Tiga hari memang waktu yang terbilang singkat, bila kau bahkan tak mengingat waktu berjalan saat bersama seseorang yang memang kau inginkan.

Jena hanya pergi ke luar rumah sakit saat malam perayaan tahun baru, itu juga karena Jena kabur dari rumah sakit dan membuat dirinya bersama Taehyung terkena omelan dari sang dokter dan tentunya Seokjin.

Taehyung melepas kacamatanya, kemudian menaruhnya ke kepala bagian belakang. Kebiasaannya sejak dahulu.

Taehyung kemudian menarik koper yang berukuran sedang miliknya tersebut mendekat ke pintu keluar bandara.

Ia melihat Jimin dari kejauhan yang sedang bersama seorang perempuan yang menghadap membelakanginya.

"Jimin!" serunya kencang sambil mengangkat tangannya

Wajah Jimin tampak serius saat Taehyung mengamatinya dari kejauhan, dan tampak semakin serius saat Taehyung memanggilnya.

Tinggal beberapa langkah sebelum Taehyung berada tepat di depan Jimin, perempuan yang ada di hadapan temannya itu berbalik menampakan wajahnya pada Taehyung.

"Oh, Sena?" tanyanya terkejut. Ia belum sempat meminta maaf atas perbuatan kasarnya hari itu.

Ia seperti terhipnotis oleh Jena dan melupakan segalanya tiga hari terakhir.

Taehyung akhirnya berhenti tepat dua langkah di depan Jimin dan Sena yang tampak terlalu serius untuk sekedar menjemput Taehyung.

Ada sesuatu yang tidak beres di sini.

"Ada apa?" Keceriaan yang tadinya menempel pada Taehyung pudar dan digantikan oleh suara berat khas miliknya saat ia sedang membicarakan sesuatu yang penting.

Sena mengeluarkan sesuatu dari kantung mantelnya, kemudian meraih tangan Taehyung dan menaruh benda tersebut di atas tangan besar miliknya.

"Kim Taehyung, aku tak seharusnya memberikan ini padamu. Tetapi, setidaknya kau harus punya sesuatu yang Jena anggap sangat berharga."

"Cincin?"

Sena kemudian mundur dan menatap Jimin, seperti mengisyaratkan sesuatu pada pemuda itu.

"Tae," panggil Jimin.

Jangan bilang—

"Jena meninggal dunia tadi malam setelah pesawatmu mengudara."

Taehyung menatap Jimin dengan pikiran yang masih berusaha menyerap kalimat pemuda itu barusan.

"Itu tidak mungkin," gumamnya tanpa sadar.

Rahangnya mengeras, membentuk garis yang terlihat jelas di bawah kedua pipinya.

Dengan cepat ia mengenggam cincin tersebut dan melepaskan koper miliknya dan membiarkan koper tersebut jatuh ke tanah.

Taehyung membalikkan badannya dan hendak berjalan kembali ke dalam bandara dengan cepat, tetapi tetap kalah cepat dari Jimin yang sudah menahan Taehyung dengan memeluknya dari belakang.

"Tae, ayo kita pulang terlebih dahulu da—"

Satu hentakan keras dari Taehyung mampu membuat Jimin terjatuh.

"Taehyung!" seru Sena yang sudah berkaca-kaca.

"Jangan bodoh! Ia tak mungkin kembali hanya dengan kau kembali ke New York!"

AUTUMN WHITE LIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang