First snow

8.3K 1K 15
                                    

Jena baru saja selesai memindahkan kotak-kotak tersebut ke apartemennya dengan bantuan Hanna.

Jena menelpon Hanna saat selesai membaca surat yang terletak di atas tumpukan kotak tersebut. Lalu, tanpa menunggu lama, Hanna sudah kembali dan berkomentar panjang lebar saat melihat isi loker tersebut.

"Jena-ya, i must go," ucap Hanna saat Jena hendak mengambil minum untuknya.

Jena membalikkan badannya menghadap gadis itu, "Wae?"

"Ibuku baru saja mendarat beberapa menit yang lalu, dan ia memintaku untuk menjemputnya."

"Oh? Tak biasanya ibumu datang."

Hanna mengangguk.

"Iya, aku sendiri saja tak tahu apa alasannya," jawab Hanna sambil mengidikkan bahunya.

"Kalau begitu, sampai jumpa. Berhati-hatilah, dan terima kasih untuk hari ini."

Hanna tersenyum tulus mendengar ucapan sahabatnya tersebut barusan.

"Jangan berlebihan. Aku hanya mengantarmu dan membantumu membawa kotak itu." Hanna menunjuk tumpukkan kotak yang tadi mereka bawa menggunakan dagunya.

"Eyy, itu le-"

"Waktu berpidato sudah habis, ibuku sudah menelponku," potong Hanna sambil mengangkat ponselnya yang menyala.

Hanna kemudian mengangkat panggilan tersebut sambil menyambar kunci mobilnya dan melambai ke Jena sebelum akhirnya keluar dan meninggalkan Jena seorang dari lagi di sana.

"Buka atau tidak?"

Jena berjongkok di depan kotak-kotak tersebut.

Jena berpikir sebentar, sambil menatap kotak-kotak tersebut sampai akhirnya ia berhasil memutuskan.

"Nanti saja, aku rindu Panda Express," ucap Jena pada dirinya sendiri sambil memegangi perutnya yang sudah berbunyi.

Jena kemudian bangkit berdiri, lal menyambar kembali tas kecilnya dan tak lupa menggunakan jaket saat sebelum akhirnya ke luar dari sana.

●Autumn White Lies●

Jena mengelap ujung mulutnya menggunakan tisu.

Ia baru saja selesai melahap seluruh pesanannya di restoran chinese food tersebut.

Ia dan Jungkook biasanya menyantap makan malam mereka di sini. Jungkook sangat suka restoran ini.

Jena kemudian pergi menuju kasir untuk membayar semua pesanannya.

Setelah itu, gadis itu kemudian keluar dari restoran dan hendak berjalan kembali ke apartemennya.

Jarak Panda Express dan apartemennya hanya berjarak tiga blok, jadi sedari dulu ia selalu memilih untuk menyusuri jalanan tersebut.

Jena menghembuskan nafasnya pelan.

Hari sudah menjelang malam, dan ini sudah hampir memasuki musim dingin. Jelas, karena sekarang adalah awal bulan Desember.

Jena hendak kembali melangkahkan kakinya, sebelum sesuatu mengenai kepalanya.

Ia menengok ke atas, memandangi langit yang sudah berubah gelap.

"Salju pertama," gumam Jena pelan.

Jena tiba-tiba teringat, saat Jungkook pernah berkata padanya bahwa salju pertama akan membawa keberuntungan bila itu jatuh di kepalamu.

Jena terkekeh pelan mengingat ucapam Jungkook yang terlalu membual tersebut.

Jena kemudian berjalan pelan kembali.

Baru jalan beberapa langkah, Jena mendengar suara familier dari arah belakangnya.

"Sena?" tanya orang itu pelan menggunakan aksen Korea.

Jena menghentikan langkahnya.

Di jalanan yang sepi ini, Jena dapat mendengar langkah kaki orang tersebut yang mendekat ke arahnya.

Jena hendak melanjutkan langkahnya sebelum orang tersebut berhasil memegang bahunya.

"Kau Sena, kan? Kim Sena?"

Jena menggigit bibir bawahnya, berusaha  untuk tak gugup ataupun ketakutan.

Jena membalikkan badannya menghadap orang tersebut.

"Maaf, kau salah orang," balas Jena dengan nada yang dibuat senormal mungkin.

Orang tersebut memegang kepalanya, seperti berusaha mengingat sesuatu.

"Ah! Kau pasti Jena, Kim Jena."

Jena hanya diam di tempat sambil menatap kedua manik orang tersebut yang menatapnya dengan hangat.

Orang tersebut melangkahkan kakinya mendekat ke Jena, lalu mengangkat tangan kanannya sambil tersenyum ramah.

"Aku Kim Taehyung."

Taehyung is back!


New cover!
Should i keep it or change it to the first cover again?

Thank you for your vote and comments!
Enjoy reading!
-Berryl

AUTUMN WHITE LIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang