Jeju

9.7K 1.2K 53
                                    

Udara khas Pulau Jeju menyambut kedatangan dua insan tersebut saat mereka melangkahkan kakinya keluar bandara.

Penerbangan yang memakan waktu kurang lebih satu jam tersebut membuat Taehyung muak, karena tak ada hal lain yang dapat ia lakukan selain tidur.

Mengobrol bersama gadis itu? Jangan harap Taehyung dapat mengalahkan gengsinya yang kelewat tinggi tersebut.

Berbeda dengan Taehyung, Jena sedari tadi memainkan minumannya yang tak kunjung habis sejak mereka berada di Seoul sambil menarik kedua ujung bibirnya, walaupun cuaca terlihat mendung dan bertolak belakang dengan mood-nya saat ini.

Jujur, ini pertama kalinya ia pergi ke Pulau Jeju.

Selama ini, ia hanya mengetahui Jeju dari internet, cerita kakaknya yang sering kali pulang pergi dari Seoul ke Jeju, dan juga cerita dari dia.

Taehyung melirik jamnya di sertai Jena yang sedari tadi memainkan minuman yang ia genggam.

"Seharusnya mereka sudah berada di sini saat ini." Taehyung berdecak pelan sambil membuang nafasnya.

Jena melirik Taehyung yang jauh lebih tinggi darinya, "Kau menunggu apa Taehyung-ah?"

Taehyung melirik wanita itu sekilas lalu mengarahkan pandangannya kembali ke arah parkiran bandara.

Mood Jena meningkat drastis saat mengetahui bahwa pria tersebut membelikannya segelas kopi.

Apalagi itu merupakan kopi kesukaaannya.

Jena mendecih pelan, "Dasar sombong."

Jena berpikir bahwa Taehyung memiliki sebuah kelainan, yaitu kepribadian ganda.

Bagimana tidak, perlakuan pria itu terhadap dirinya sering kali berubah-ubah. Tidak, tidak. Bahkan selalu berubah setiap saat.

Taehyung tak merespon sindiran perempuan itu lalu melepaskan kacamata hitam yang ia kenakan sedari di dalam pesawat dan mengaitkannya menghadap belakang kepala.

Akhirnya orang yang sedari tadi Taehyung tunggu muncul di depan mereka berdua.

Tanpa aba-aba, Taehyung langsung berjalan mengelilingi mobil menuju ke kursi pengemudi lalu menyuruh supir tersebut untuk keluar dari dalam mobil.

Jena pun langsung dengan cepat membuka ke pintu yang bersebrangan dengan pintu yang baru Taehyung tutup, lalu masuk kedalamnya.

Jena takjub akan pemandangan dari jendela mobil Taehyung tersebut. Pepohonan hijau mendominasi pengelihatan Jena, membuat matanya berbinar-binar.

Jena sangat menyukai hal-hal yang berbau dengan alam.

Menurutnya, alamlah sumber inspirasi terbesar gadis itu.

Setelah hampir satu jam di dalam mobil, akhirnya mereka tiba di tempat tujuannya, lebih tepatnya tempat tujuan Taehyung.

Mereka tiba di suatu rumah yang fondasi bangunannya terbuat dari kayu.

Oke, Jena akan menyukai ini.

Taehyung mematikan mesin mobil lalu keluar dari mobil, begitu pula dengan Jena yang setia mengekori Taehyung.

"Beristirahatlah di kamar yang ada di lantai dua. Jam sebelas nanti kita pergi."

Jena hendak menanyakan kemana mereka akan pergi, tapi Taehyung lebih dulu berjalan masuk ke dalam rumah dan menghilang di balik pintu.

Jena menghembuskan nafasnya sambil mengidikkan bahu.

Setidaknya pria itu tidak menelantarkannya sendirian di depan bandara.

AUTUMN WHITE LIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang