"Tha, ponsel gue di lo?"
"Iya"
Athala memberikan ponsel pada Andra. Namun, Andra menolaknya.
"Gue titip,kalau mau lihat-lihat pinnya tanggal jadian kita, gue kebelet"
Andra terburu-buru menuju toilet. Athala tidak berniat melihat-lihat ponsel Andra, jadi dia memasukkannya ke dalam tas. Dini yang berada di depannya hanya menggelengkan kepala.
"Kakak sama kak Andra pasangan teraneh yang pernah Dini tau"
"Emang kenapa?"
"Ya kalau misalnya Dini pasti ngecek hp pacar Dini kalau ponselnya dititipin ke Dini, apalagi kalau pacar Dini terkenal kaya kak Andra, karena Dini takut kalau pacar Dini chat sama cewek lain"
"Ya biarin aja kalau dia mau sama cewek lain"
Dini menyipitkan matanya tidak menduga akan jawaban Athala yang tidak peduli jika Andra dekat dengan cewek lain.
"Lagi, ngomongin apa sih?"
"Gak, kita balik lagi ke sekolah"
"Ayo"
Mereka kembali ke sekolah untuk melanjutkan rencana selanjutnya. Tidak membutuhkan waktu yang lama mereka sudah sampai di sekolah, Dini tidak ikut kembali ke sekolah karena dia lebih memilih untuk menunggu ibunya di rumah sakit.
"Ndra kita ke depan ruang OSIS"
Mereka berjalan menuju ruang OSIS mereka meletakan sebuah amplop di depan pintu OSIS, mereka mengetuk pintu, lalu pergi berlari menjauh dari ruang OSIS. Pintu OSIS terbuka, dan ternyata yang membuka pintu adalah Evan.
"Amplop apa ini?"
Evan bingung mengapa ada sebuah amplop di depan pintu, Evan membawa amplop itu masuk ke ruang OSIS di sana ada Zulfa dan Tya.
"Itu apa Van?"
"Gue juga gak tau"
"Buka aja"
Evan membuka amplop itu ternyata isinya uang dan sebuah surat. Evan membaca surat itu.
Untuk: OSIS
Maaf, karena saya sudah mengambil uang OSIS, saya punya alasan mengapa saya mengambil uang OSIS, tapi uang ini saya kembalikan. Sekali lagi saya minta maaf, dan terimakasih.
"Ini dari orang yang ngambil uang konsumsi, gak nyangka aja dia bakalan mengembalikan uang ini dengan cepat"
"Gila, coba sini gue hitung uangnya"
"Gimana?"
"Utuh"
Tiba-tiba Athala masuk ke ruang OSIS. Evan dan yang lain langsung mendekati Athala.
"Tha uangnya balik lagi, acara juga setengah jam lagi ditutup"
"Balik lagi? Dibalikin sama siapa?"
"Iya. Gak tau tadi ada yang ngetuk pintu terus Evan buka tapi udah gak ada siapa-siapa dan cuman ada amplop ini"
"Ya udah alhamdulillah"
"Berarti ini uang lo Tha kan tadi lo yang mengganti uang yang hilang"
Evan memberikan amplop yang berisi uang dan sebuah surat.
"Ini ada suratnya juga?"
"Iya"
Athala sebenarnya sudah sangat tau isi amplop tersebut, karena Athala lah yang telah merencanakannya. Andra mendengarkan dari luar ruangan dan dia tersenyum.
"Gue gak menyesel cinta sama lo Tha, gue beruntung bisa memiliki lo walaupun gue tau belum ada sedikit pun rasa lo ke gue, tapi gue akan terus berusaha agar lo juga bisa cinta ke gue"
Athala bersama anggota OSIS yang lain keluar ruangan. Andra tersenyum ketika melihat Athala.
"Lo ngapain disini?"
"Nungguin lo Tha"
"Kita duluan"
Zulfa dan yang lainnya pergi meninggalkan Athala dengan Andra.
"Gue mau ke aula bentar lagi acara selesai"
"Ayo"
Andra merangkul Athala, Athala menatap Andra tajam karena tangan Andra bertengger di pundaknya, sedangkan Andra hanya acuh.
"Lepasin tangan lo"
"Kalau gue gak mau?"
"Harus mau"
Athala berusaha melepaskan rangkulan Andra tapi Andra tetap saja tidak mau melepaskan rangkulannya pada Athala.
"Lepasin Ndra"
"Gak mau Tha"
"Ya udahlah"Athala dengan terpaksa membiarkan Andra merangkulnya sepanjang menuju aula.
Komen dong kalau ga rame ceritanya dan monoton bilang ya, saya mohon kasih masukan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Pasangan Aneh (END)
Подростковая литература"Kalau gue menang tanding basket sama sekolah lo, lo harus mau jadi cewek gue dan gue gak menerima penolakan" "Siapa lo?" "Andra Ardiansyah calon pacarnya Athala Anastasya" "Gila" "Bye gue pergi dulu ya, jangan kangen nanti juga kita ketemu lagi k...