Demam

4.1K 159 1
                                    

Biasanya pagi-pagi sekali Athala sudah bangun tapi pagi ini sudah pukul 06.00 Athala tidak kunjung bangun, ibunya memutuskan untuk membangunkan Athala.

"Thala kok masih tidur sih nak?"

Athala tidak menjawab ibunya mendekati Athala dan ibunya terkejut melihat wajah Athala yang pucat dan suhu tubuhnya panas.

"Kamu demam Thal?"
"Iya"

Ibunya berlari ke kamarnya, tak lama ibunya membawa peralatan dokternya ke kamar Athala, ayahnya pun terlihat sangat khawatir.

"Kamu ga usah sekolah dulu ya? Biar ibu temanin kamu Di rumah"
"Jangan bu kan ada bibi. Ayah, ibu berangkat kerja aja Athala ga pp kok"
"Ga, ibu mau temanin kamu"
"Bu"
"Iya deh iya tapi obatnya di minum kalau butuh apa-apa panggil bibi"
"Siap"

Ibu dan ayahnya mencium kening Athala setelah itu mereka pun berangkat kerja.

Sekitar pukul 06.20 Andra datang ke rumah Athala untuk menjemput Athala.

"Eh si aden, mau jemput neng Thala ya? "
"Iya bi"
"Neng Thala hari ini ga sekolah"
"Kenapa Bi?"
"Demam"
"Saya boleh jenguk?"
"Boleh mari bibi antar"

Andra menuju kamar Athala di temani bibi.

"Ga pp saya masuk"
"Asal di buka pintunya den"
"Iya bi"
"Ya udah bibi mau bikin bubur buat neng Thala dulu"

Andra masuk ke kamar Athala, Athala yang melihat ada Andra berusaha untuk duduk. Andra duduk di kasur tepat di samping Athala.

"Ga pp tiduran aja, kan lo lagi sakit"
"Ga enak"
"Maaf Thal pasti gara-gara semalam ya? Makanya lo demam?"
"Ga juga ini karena beberapa hari ini gw kecapekan, lo ga sekolah?"
"Gw mau nemanin lo aja deh"

Athala menatap Andra tajam, yang ditatap hanya tersenyum.

"Iya nanti gw sekolah setelah memastikan lo makan dan minum obat"
"Nanti lo telat"
"Ga akan"
"Udah sana berangkat sekarang aja"
"Kalau gw ga mau?"
"Rese banget sih"
"Biarin"

Bibi datang membawa nampan yang berisi bubur, air putih dan obat.

"Bi sini biar Andra aja"

Bibi memberikan nampan pada Andra.

"Ya udah bibi mau ke dapur lagi"
"Terima kasih bi"
"Sama-sama den"

Andra mengambil mangkuk bubur dan menyendokkan bubur ke mulut Athala.

"A.... "
"Gw bisa sendiri"
"Gw ga terima penolakan"
"Pemaksa"
"Biarin. A.... "

Athala tetap bergeming tak ingin membuka mulutnya.

"Ya udah kalau lo ga mau ga pp. Nanti gw telat, sekalian aja deh ga sekolah"
"Tukang ngancam"
"Masih ga mau nih?"
"Ga"
"Ya udah Alhamdulillah gw ga sekolah"

Athala ingin memukul lengan Andra tapi ditahan Andra.

"Udah deh lagi lemes juga ga usah so mau mukul"
"Ngeselin"

Athala tiduran dan menarik selimutnya menutupi seluruh badannya.

"Thal ayo dong makan, nanti ga sembuh loh"
"Biarin"
"Ya udah kalau mau makan sendiri ga pp asal makan ya?"

Athala membuka selimutnya dan duduk. Andra memberikan mangkuk bubur pada Athala. Athala makan dengan tangan yang gemetar karena lemas.

"Awas jatuh tangan lo lemes gitu"
"Bisa kok"

Athala hanya memakan setengah buburnya.

"Kok ga dihabisin?"
"Ga mau"
"Habisin ya gw suapin"
"Ga Ndra"
"Ya udah, minum obatnya"

Andra memberikan obat dan air putih pada Athala.

"Ndra udah pukul 7 kurang 10 menit, lo nanti telat, udah sana lo berangkat"
"Oke kalau ada apa-apa hubungin gw"
"Iya thanks hati-hati di jalan"
"Oke"

Andra pergi ke sekolahnya dengan perasaan khawatir karena dia harus meninggalkan Athala yang demam.

Sorry tambah absurd nih cerita 😥

Pasangan Aneh (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang