Beni berpapasan dengan Athala yang terlihat baru saja turun dari tangga menuju rooftop, Athala seperti tidak fokus dengan jalannya.
"Jangan-jangan Andra di rooftop"
Beni berlari menaiki tangga menuju rooftop sesampainya di rooftop Beni melihat Andra yang terduduk dibawah dengan wajah yang ditundukkan. Beni mendekati Andra dan menepuk bahu Andra, Andra mendongakkan wajahnya melihat Beni. Beni terkejut melihat dikedua pipi Andra mengalir air mata.
"Lo kenapa Ndra?"
"Maafin gue soal gue nongol lo"
"Santai aja bro. Tapi, gak mungkin kan lo nangis hanya karena menyesal udah nongol sahabat lo yang ganteng ini kan?"
"Bukanlah malah gue pengen menjadikan gue samsak gue lagi"
"Berani bayar berapa lo menjadikan samsak lo?"
"Gope"
"Memang lo kira gue apa? Sekarang permen aja gope cuman dapat dua. Mau dikasih apa orang tua gue kalau gue mati dan cuman dapat uang hope?"
Andra tertawa mendengar keluhan Beni padahal Beni itu anak dari pengusaha kaya. Beni yang melihat Andra ikut tertawa setidaknya sahabatnya sudah bisa sedikit melupakan sedikit kesedihannya.
"Udah yuk balik kelas jangan galau disini takut lu kesurupan terus terjun dari rooftop kan gak lucu seorang Andra Ardiansyah meninggal karena depresi dan mengakhiri hidupnya dengan terjun bebas dari rooftop sekolahnya"
"Yeh lo ngedoain gue"
"Maybe"
Andra memukul pelan perut Beni, Beni menanggapinya dengan tertawa. Lalu Andra berjalan turun dari rooftop diikuti Beni dibelakangnya.
Ternyata bel masuk sudah berbunyi dari lima menit yang lalu tandanya mereka sudah telat untuk masuk ke kelas.
"Kalian bolos ya?"
Dari arah depan mereka ada guru BK yang sedang berkeliling sambil membawa penggaris kayu. Andra dan Beni yang sadar akan situasi yang buruk langsung berlari, guru BK itu mengejar mereka yang berlari menuju koridor kelas 10 disamping kanannya.
Andra dan Beni berlari sambil tertawa melihat guru BK yang masih mengejar mereka dengan sumpah serapahnya. Akhirnya, mereka bertiga mengelilingi koridor sekolah mereka hingga mereka kelelahan.
"Ibu capek ngejar kalian, kalian kan cowok masih muda lagi jadi lari kalian cepat"
"Ya lagian ibu masa perempuan ngejar laki-laki harusnya kan laki-laki ngejar perempuan"
"Iya, apa kalian gak capek?"
"Masih biasa aja sih bu"
"Ya udah kalian ibu hukum lari di lapangan outdoor sebanyak 15 putaran"
"Cuman 15 putaran? Gak kurang bu?"
"Oke 20"
"Siap bu"
Andra dan Beni langsung menuju ke lapangan outdoor untuk melaksanakan hukuman. Guru BK masih membungkuk memegangi lututnya.
Andra dan Beni menjalani hukuman dengan santai bagi mereka hukuman seperti adalah hal yang biasa panas matahari yang mulai menyengat tak membuat mereka kelelahan.
Hingga tak terasa bel istirahat berbunyi banyak siswi yang memperhatikan kedua most wanted yang sedang dihukum di lapangan outdoor.
Akhirnya, hukuman keduanya pun selesai mereka duduk dipinggir lapangan sambil meluruskan kaki mereka. Tiba-tiba ada seseorang yang menempelkan minuman dingin dipipi mereka. Beni yang melihat siapa yang datang langsung menarik tangannya agar duduk disampingnya.
"Kamu kok dihukum sama Andra?"
"Telat masuk"
"Kok kamu pengertian banget sih ke aku An?"
Ya seseorang itu adalah Anjani yang sekarang sudah menyandang status sebagai pacar seorang Beni. Beni menyenderkan kepalanya pada bahu kanan Anjani, Andra yang juga lelah menyenderkan kepalanya di bahu kiri Anjani.
"Iyalah aku gitu"
Beni yang melihat kepala Andra yang ikut menyender dibahas Anjani mendorong dahi Andra.
"Si oncom"
"Ngapain lo ikut-ikutan nyender dibahas Anjani"
"Yeh sewot aja lo, Anjani kan sahabat gue juga dari kecil"
"Ya udah sih Ben gak apa-apa"
Anjani mengelus dahi Beni yang berkeringat. Beni tersenyum melihat Anjani.
"Btw ada yang mau gue omongin ke kalian"
"Apa?"
"Gue udah ambil keputusan untuk jujur ke Athala"
"Lo yakin"
"Yakin, gue gak mau Athala semakin membentangkan jarak yang lebih jauh dari lo"
"Tapi kalau Athala justru tambah jaga jarak sama lo gimana?"
"Resiko"
"Ben kamu harusnya dukung Andra jangan bikin Andra jadi bimbang ambil keputusan lagi deh"
"Ok, sorry Ndra gue akan selalu mendukung keputusan lo"
"Anjani yang cantik jelita juga dukung Andrakuh yang ganteng"
Beni menikmati kepala Anjani, Anjani mengaduk kesakitan lalu membalas dengan menjewer telinga Beni.
"Kok aku dijitak sih?"
"Kamu nya sih. Lagian kenapa kamu juga jewer aku?"
"Ya kamu bilang Andra ganteng kan gantengan juga aku"
"Kamu cemburu? Andra kan sahabat kamu juga"
"Ya walaupun sahabat dia juga cowok kali kalau baper gimana?"
Anjani dan Andra tertawa terabahak-bahak mendengar penjelasan Andra.
"Uluh sayang sini aku peluk"
"Dasar bucin"
Andra berdiri dan berjalan menjauhi kedua anak manusia yang sedang dimabuk asmara.
"Lo lebih bucin dari kita Ndra"
Andra tetap melangkahkan kakinya tanpa menghiraukan Teriak Beni dibelakangnya.
Menurut reader ku tercinta gimana reaksi Athala kalau nanti Andra jujur?
KAMU SEDANG MEMBACA
Pasangan Aneh (END)
Teen Fiction"Kalau gue menang tanding basket sama sekolah lo, lo harus mau jadi cewek gue dan gue gak menerima penolakan" "Siapa lo?" "Andra Ardiansyah calon pacarnya Athala Anastasya" "Gila" "Bye gue pergi dulu ya, jangan kangen nanti juga kita ketemu lagi k...