Andra sudah menunggu Athala sekitar satu setengah jam di aula. Tapi, Athala tidak kunjung memperlihatkan batang hidungnya sedikit pun, dia memutuskan untuk mencari Athala di ruang OSIS. Andra melihat bayangan seseorang di depan pintu ruang OSIS yang tidak berhenti bolak-balik di depan pintu, Andra memutuskan untuk melihat bayangan siapa yang ada di depan pintu ruang OSIS.
"Kenapa gak masuk?"
Ternyata seorang cewek, dia terkejut ketika Andra datang.
"Gak, sa...sa..saya per....misi"
Cewek itu lari menjauh dari Andra, Andra mengerutkan dahinya, menurutnya cewek itu sangat mencurigakan.
"Lo ngapain disini?"
Andra membalikkan tubuhnya menghadap pintu ruang OSIS dan berdirilah Athala.
"Nyari lo, tapi tadi gue ketemu cewek berkacamata gitu, dia anggota OSIS?"
"Anggota OSIS gak ada yang berkacamata"
"Gue lihat dari tadi dia bolak-balik terus di depan sini"
"Jangan-jangan?"
"Jangan-jangan apa?"
"Terus sekarang cewek itu kemana?"
"Kayanya dia jalan ke arah parkiran"
Athala ingin mengejar cewek itu namun tangannya di cekal Andra.
"Mau kemana?"
"Nanti dulu penting"
Athala melepaskan cekalan Andra ditangannya dan berlari ke arah parkiran, dia melihat seorang cewek yang berjalan terburu-buru hingga akhirnya dia terjatuh, Athala berlari mendekati cewek itu.
"Lo gak apa-apa?"
"Gak apa-apa kak"
Athala mengingat betul cewek itu yang Athala lihat tadi pagi di depan ruang OSIS. Athala berjongkok di depan cewek itu dia melihat name tag cewek itu dan mencantumkan namanya Dini Rantika.
"Lo yang tadi pagi di depan ruang OSIS kan?"
"Ka...ka..kak, sa...salah orang"
Dia berdiri dan mencoba berlari namun dihalangi oleh Andra.
"Dia siapa Tha?"
Athala mendekati Andra dan membisikkan sesuatu pada Andra, lalu Athala pergi ke dalam gedung sekolahnya. Dini yang melihat Athala pergi bergegas meninggalkan parkiran. Tapi, tangannya di cekal Andra.
"Mau kemana lo?"
"Kak tolong lepasin"
Dini berusaha melepaskan cekalan Andra di tangannya. Tapi, Dini tidak berhasil melepaskan cekalan Andra.
"Kak saya mohon, saya harus pergi"
"Tunggu Athala dulu"
Athala sebenarnya kembali ke ruang OSIS karena ada hal yang harus dia selesaikan terlebih dahulu. Di ruang OSIS hanya tersisa Evan dan Zulfa.
"Evan, Zulfa gue nitip acara ulang tahun sekolah gue ada perlu, kalau sampai selesai gue belum balik, tolong kalian yang tutup acara"
"Emang lo mau kemana?"
"Ke suatu tempat, penting banget, soal uang konsumsi kalian pakai uang gue aja dulu ada 5 juta"
Athala memberikan sebuah amplop yang berisi uang kepada Evan dan Zulfa.
"Kalau gitu gue pamit dulu, gue nitip acara ya?"
"Oke siap Tha"
Evan mengacungkan jempolnya, Zulfa hanya tersenyum, lalu Athala bergegas menuju parkiran. Athala melihat Dini yang sudah menangis di samping Andra.
"Dia lo apain Ndra?"
"Dia tadi mau pergi, jadi ya gue tahan"
Andra mengangkat tangannya yang masih mencekal tangan Dini.
"Lepasin Ndra"
Andra melepaskan cekalannya pada Dini, Athala melihat tangan Dini yang memerah lansung menjewer telinga Andra.
"Aw, Tha sakit kok gue juga sih yang kena?"
"Ya lo anak orang, tangannya sampai merah gitu, buruan buka mobilnya"
Andra membuka mobilnya, dia langsung masuk dan duduk di jok pengemudi. Sedangkan, Athala duduk di jok belakang bersama Dini.
"Lah Tha kok lo juga duduknya dibelakang?"
"Jangan banyak omong, itu maaf tolong ambil kotak P3K"
Andra mengambil P3K di dashboard dan memberikannya pada Athala.
"Thal seriusan lo duduk dibelakang? Gue kaya sopir dong?"
"Bawel, buruan jalan"
Andra menjalankan mobilnya keluar sekolah, Athala dengan telaten mengobati tangan Dini yang memerah.
Saya bingung banget buat ngelanjutin cerita ini... Pengen dong di komen atau kasih masukan sama yang lain tapi makasih buat yang udah setia ngebaca dan komen di cerita saya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pasangan Aneh (END)
Teen Fiction"Kalau gue menang tanding basket sama sekolah lo, lo harus mau jadi cewek gue dan gue gak menerima penolakan" "Siapa lo?" "Andra Ardiansyah calon pacarnya Athala Anastasya" "Gila" "Bye gue pergi dulu ya, jangan kangen nanti juga kita ketemu lagi k...