Teror

4K 139 0
                                        

Athala yang sedang istirahat terganggu dengan handphonenya yang bordering. Ada yang menelponnya dengan nomer tidak di kenal. Athala mengangkat telepon dari nomer yang tidak dikenal.

"Hallo"
"Hallo ingat tidak kejadian yang sangat tidak terlupakan beberapa tahun yang lalu?"

Tangan Athala bergetar, detak jantungnya berdebar kencang.

"Kenapa diam saja? Khawatir ya orang lain tau tentang kejadian itu?"
"Lo.. si... apa?"
"Ga penting dan mulai sekarang hidup lo ga akan tenang karena sekarang adalah waktu yang tepat"
"Maksud lo apa?"

Tut.. Tut... Tut....
Sambungan telepon diputuskan, Athala mencoba menelpon lagi tapi nomernya sudah tidak aktif.

"Siapa dia? Gw harus gimana sekarang?"

Athala menutup wajahnya dengan kedua tangannya, Athala yang tadinya sudah merasa baikan bertambah pucat dan berkeringat dingin.

Tok.. Tok... Tok ...
"Neng ini bibi"

Tak ada jawaban dari Athala akhirnya bibi membuka pintu kamar Athala. Bibi melihat tubuh Athala yang bergetar hebat langsung mendekati dan memeluk Athala.

"Neng kenapa?"

Athala pingsan di pelukan bibi, bibi terkejut dan berteriak memanggil satpam dan supir di rumah Athala.

"Pak Ojak, Pak  Ujang"

Satpam dan supir yang mendengar teriakan bibi langsung berlari masuk ke dalam rumah.

"Pak tolongin neng Thala"
"Kenapa bi?"
"Neng Thala pingsan lebih baik dibawa ke rumah sakit"

Satpam dan supir langsung membopong Athala dan memasukkannya ke dalam mobil.

"Ayo pak, kalau bapak atau ibu pulang kasih tau neng Thala dibawa ke rumah sakit"
"Baik bi"

Athala segera ditangani dokter, bibi dan supir Athala menunggu kabar dari dokter. Dokter pun keluar bibi dan supir Athala langsung mendekati dokter.

"Bagaimana keadaannya dok?"
"Dia baik-baik saja tetapi sebaiknya dia jangan terlalu banyak pikiran, kalau begitu saya permisi "
"Terimakasih dok "
"Sama-sama"

Bibi dan supir Athala memasuki ruangan Athala terlihat Athala yang terbaring lemah di brankar rumah sakit.

"Kasihan neng Thala ya bi"
"Iya, bibi ga tega lihatnya"

Tiba-tiba pintu terbuka terlihat ibu dan ayah dengan wajah khawatir mereka.

"Kenapa Athala bisa sampai masuk rumah sakit "
"Maaf tuan bibi juga ga tahu karena saat bibi masuk kamar neng Thala, badannya neng Thala bergetar pas bibi peluk neng Thala pingsan"
"Ya Allah kamu kenapa bisa kaya gini sih Thal? Ibu khawatir"

Ibunya duduk di kursi samping brankar Athala sambil menggenggam tangan Athala yang pucat. Tangan Athala bergerak digenggaman ibunya.

"Ayah tangan Athala bergerak"

Ayah, bibi dan supir mendekati Athala. Athala berusaha membuka matanya dan ketika sepenuhnya mata Athala terbuka Athala tersenyum melihat orang-orang yang mengelilinginya.

"Athala kamu kok bisa pingsan?"
"Athala takut bu"

Air matanya sudah mengalir di kedua pipinya. Ibunya memeluk Athala dan Athala terisak di pelukan ibunya.

"Cerita sama ibu"
"Tadi ada yang nelpon Athala dan bilang hidup Athala ga akan tenang karena kejadian beberapa tahun yang lalu"
"Dengerin ayah, lupakan kejadian itu, jadi kamu ga usah takut, ayah, ibu akan selalu disamping kamu"
"Terimakasih"

Bibi dan supir pamit pulang. Athala sudah tertidur lagi, ibu dan ayahnya menunggu Athala karena bagi mereka Athala sangat berharga.

Langit sudah berwarna jingga dan Athala sudah bangun. Athala melihat Andra yang tertidur dikursi samping brankar sambil menggenggam tangan Athala.

Andra mulai terusik dari tidurnya karena sentuhan tangan Athala di rambutnya.

"Lo udah bangun?"
"Menurut lo?"
"Lagi sakit juga masih ngeselin ya"
"Lo kok tahu gw disini?"
"Ya tahu lah dan lo buat gw khawatir tahu ga?"
"Maaf "
"For? "
"Make your afraid"
"Ga pp gw lihat lo baik-baik aja udah senang"
"Thanks for all"
"Iya"

Pasangan Aneh (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang