PROLOG

4.5K 132 0
                                    


Seluruh penonton bersorak-sorak memanggil pembalap andalannya. Layar LCD dari kejauhan menunjukkan bahwa sekarang sedang berlangsung 3 lap terakhir dari perlombaan balap mobil yang diikuti oleh berbagai pembalap yang ada di Indonesia. Sorak sorai para penonton yang ada di arena balap tersebut menggemuruh seisi arena. Mereka saling meneriakkan dan memanggil nama jagoan mereka seakan orang yang mereka panggil dapat mendengar semangat yang mereka berikan.

"Ya saat ini pembalap No.45 masih berada di urutan pertama bung"

"benar sekali bung, kemungkinan ia akan menjadi juara kembali di perlombaan kali ini" dua juri komentator terus mengutarakan pendapat mereka mengenai perlombaan balap mobil yang sedang berlangsung.

Lintasan kini diramaikan oleh 30 lebih mobil sport yang saling mempercepat kecepatannya untuk mendapatkan gelar juara. Sedari tadi sudah banyak korban yang berjatuhan dikarenakan arena sedari tadi diguyur oleh tetesan hujan yang cukup deras.

"Ya Rio pertahankan kecepatanmu" ujar seseorang dari earphone yang ia gunakan kepada pembalap no.88

"yess sir!" lelaki yang bernama Rio menerima perintah yang diberikan

Saat ini pembalap nomor.88 berada di posisi ke dua dan sekarang sedang berusaha untuk menyalip pembalap didepannya. Ia diperintahkan untuk berhati-hati walaupun dalam hatinya ia ingin menginjak pedal lebih keras lagi dan membalap mobil di depannya ini.

"jangan gegabah, ini balapann pertama mu!"

"iya iya saya tau sir, tapi maaf saya harus melakukaannya" Rio mengubah kecepatannya dan berusaha menyusul pembalap urutan 1

Dengan kecepatan tinggi ia mengemudi mobilnya itu dengan mulus seperti tidak ada rintangan di lintasan.

"YAAA! APA YANG SEDANG KAU LAKUKAN" lelaki yang memberikan arahan kepada Rio itu berteriak di microfon earphonenya.

Rio kini sudah berada tepat sejajar dengan pembalap urutan pertama. Tak lama iya langsung menancapkan gas dan menyalip di sela-sela kesempatan.

"WAAAH! PEMBALAP No.88 KINI BERADA DI URUTAN PERTAMAAA! LUAR BIASA" komentator mulai heboh melihat keadaan terbaru di lintasan

Pria itu hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat muridnya yang menurutnya berada di posisi berbahaya. Dengan keadaan lintasan yang kurang baik ini, ia memprediksi akan ada hal-hal buruk yang mungkin saja terjadi. Padahal menurutnya, anak itu sudah berada di lintasan saja sudah menjadi kebanggan besar.

"Sir, saya sudah ada di urutan pertama!! Wohoo!!" didengarnyaa Rio sangat bersemangat melalui earphone yang ia gunakan.

"Terserah kamu saja lah Rio, berusaha yang terbaik di 2 lap terakhir ini"

"tentu saja" jawab Rio dengan pede

Perlombaan semakin seru karena para pembalap sudah memasuki 2 lap terakhir yang artinya 2 lap terakhir ini merupakan penentuan apakah mereka bisa menjadi juara atau tidak. Hujan masih saja membasahi lintasan dan tentu saja lintasan semakin licin dan berbahaya. Rio sangat berkonsentrasi di kursi kemudinya. Ia tidak ingin latihan selama 1 tahun belakangan ini terbuang sia-sia. Matanya yang tajam terus memandang kearah depan dengan siaganya.

"siapkan rekan-rekan yang lain untuk menyambut Rio" ujar pria itu sambil memalingkan pandangannya dari layar monitor di Pit atau tempat mereka.

"Pak gawat ada berita buruk!!" heboh salah satu rekan kerjanya yang berlari dari luar dengan baju yang sudah basah kuyup

"Kenapa? Apa yang terjadi?"

"Keluarga Haling... mereka kecelakaan diperjalanan menuju kesini Pak"

"Apa katamu!"

Dan....


"BAAAAAAAM!!!" suara tabrakan yang cukup keras terdengar di earphone pria itu dan ia menoleh kearah layar monitor dengan mata terbelalak tak percaya....

Remember MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang