PART 38

330 41 3
                                    


Sedari tadi Rio dan Ify tidak ada yang membuka pembicaraan dalam perjalanan pulang mereka. Ify terus mencoba melihat ke segala arah, mencari inspirasi yang dapat membuka keheningan ini. Tapi yang Ify lihat dalam pikirannya adalah hal lain.


"Karena kamu masih milik Iyel, Cuma itu yang bisa aku lakukan"


Ucapan Rio sore tadi membuatnya terdiam tak berdaya. Sedekat itu jarakya dengan Rio sampai dirinya terdiam membeku dan tidak bisa mengeluarkan 1 2 kata dari mulutnya. Apakah benar yang dikatakan Rio beberapa waktu lalu... kalau mereka tidak bisa dalam lingkaran pertemanan lagi... melainkan....


"Fy" tiba-tiba Rio membuka pembicaraan.


"I iya..." Ify yang terkejut langsung memandang Rio yang sedang mengemudi.


"Iyel udah izinin lo untuk batal pergi ?"


"Sudah. Katanya, gue boleh melanjutkan rencana ulang tahun lo ini hehe" jawab Ify dengan jujur.


"Oooh oke" Rio menganggukkan kepalanya. Tumben sekali Gabriel tidak dalam aturan yang dibuatnya sendiri.


Mereka kembali terdiam. Tidak ada lagi pembicaraan, hanya suara mesin mobil dan sesekali klakson dari mobil yang ada di sekitar mereka. Ify pun mulai memandang keluar jendela. Ia menangkap sesuatu dari kaca spion yang ada di depannya. Terlihat sebuah mobil hitam yang sedari tadi terlihat mencurigakan karena selalu berada tepat di belakang mobil yang sedang dibawa Rio ini. Setiap kali Rio mengganti arah, mobil itu selalu mengikuti mobil mereka.


"Yo..." Ify mulai merasakan ada hal yang tidak beres. Rio pun menengok sejenak kearah Ify yang ternyata ia sedang memperhatikan kaca spion di depannya.


Rio pun menangkap sinyal Ify. Ia juga melihat sebuah mobil hitam berada tepat di belakang mereka. Tak berapa lama, mobil hitam itu pun melaju ke depan, menyamakan posisi dengan mobil mereka. Rio dan mobil hitam itu melaju beriringan dengan kecepatan yang cukup kencang.


Sesekali Rio melirik ke arah mobil itu,namun tidak ada yang bisa dilihat karena kaca mobil itu cukup gelap ditambah sekarang sudah malam. Rio terus menjaga jarak agar mobil itu tidak bertabrakan dengan mobilnya, karena sesekali ia melihat pergerakan mobil itu mendekati mobil mereka untuk menabrakkan diri.


Ify sudah mulai ketakutan, firasat buruknya ternyata memang benar terjadi. Tangan Ify mulai bergetar hebat, semakin Rio mempercepat laju mobil, pikiran Ify semakin tidak terkendali. Rasa takutnya kembali muncul, rasa takut mengendarai mobil dengan kecepatan seperti ini mengingatkannya kembali akan trauma yang ia alami.


"Fy! Fy!!" Rio memanggil-manggil Ify untuk menyadarkan Ify dari ketakutannya itu. Ia sudah melihat badan Ify sudah bergetar, kedua tangannya sudah mengepal dengan kencang di depan dadanya. Hembusan nafas Ify pun sudah tidak beraturan, seperti seseorang sedang mengejarnya dan Ify harus berlari untuk menghindar.


"Sial!!" Rio pun mengambil keputusan yang berat. Ia memutuskan untuk melaju lebih cepat agar mobil itu tidak dapat mengikuti mereka lagi.

Remember MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang