Ify sedang menikmati sarapan pagi bersama kedua orangtuanya di meja makan. Sedari tadi kedua orangtuanya berbicara hal-hal yang mereka rencanakan untuk memasukan dirinya ke universitas mana. Sebab, selama 3 tahun di Inggris Ify hanya sanggup menjadi mahasiswa disana selama 2 tahun dan ia memutuskan untuk berhenti kuliah. Menurutnya ia lebih baik berhenti kuliah dari pada harus selalu mendapat nilai di bawah C terus-menerus.
"Apa kita masukin saja di universitas yang sama kayak Rio? Siapa tau Rio bisa mengajari Ify yang kadang-malas-belajar" ujar mamanyaa sambil melirik kea rah Ify.
Mendengar ucapan mamanya, ia menghentikan tangannya yang ingin menyantap sesendok makanan kedalam mulutnya
"Bagaimana? Kamu mau? Universitas itu terbilang bagus kok" tawar ayah Ify kepadanya
Ify berfikir sejenak. Bertemu dengannya lagi... pasti sangat canggung...
Tapi...
"Tidak apa-apa... asalkan aku diizinkan tinggal di asrama" tersirat senyum Ify di bibirnya. Berharap dengan memamerkan senyum-manja miliknya hati kedua-orangtuanya bisa luluh
"memangnya kamu bisa mandiri? Di Inggris saja kamu hanya merepoti Gabriel" sindir mamanya yang sedang mengolesi roti dengan selai
Ify hanya mengangguk-anggukan kepalanya. Takut jika ucapannya nanti malah tidak bisa ia pertanggungjawabkan
"baiklah, nanti ayah suruh pak Indra untuk mengurus semuanya"
Ify pun tersenyum... mungkin nanti hubungan dirinya dan Rio bisa kembali seperti dulu...
-----------------------------------------------------------------
Hiruk pikuk keramaian Jakarta kini ia rasakan kembali. Selama beberapa tahun ia tinggal di luar negeri membuat ia rindu akan keramaian dan pemandangan kota Jakarta dengan banyak perubahan yang terjadi.
Gabriel baru saja menyelesaikan rapat dengan beberapa kolega baru di kantornya. Beberapa koleganya ini sudah mengenal ayah Gabriel sehingga Gabriel dengan mudah mempercayai rencana kerjasamanya ini.
"Saya senang bisa bekerja sama dengan HG Company kembali" ujar seseorang sambil menjabat tangan Gabriel dengan eratnya. Memberikan tanda bahwa ia sangat mempercayai Gabriel dalam rencana bisnis ini.
"Saya juga senang bisa bekerja sama dengan perusahaan milik Pak Adi Darmawan. Semoga kerja sama yang kita jalani ini dapat berjalan dengan baik" Gabriel memberikan senyuman hangatnya.
"Beruntung sekali orangtuamu mempunyai anak sepertimu Gabriel. Kami bisa meneruskan perjuangan ayahmu dan memajukan perusahaan ini. Kalau ada apa-apa jangan sungkan-sungkan untuk meminta bantuan kepada saya. Bagaimanapun ayahmu adalah teman yang paling berjasa bagi saya" Pak Adi menepuk pundak Gabriel sebagai tanda memberikan semangat serta kepercayaan kepada Gabriel. Gabriel pun membalas dengan senyumannya sambil menundukkan kepala memberikan tanda hormat terimakasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Remember Me
FanfictionKetika sebuah kenangan indah lenyap begitu saja diperlukan perjuangan sang kesatria untuk mengumpulkan dan menyusunnya kembali menjadi sebuah kenangan yang lebih indah dari sebelumnya.