PART 41

339 33 1
                                    


Sudah seharian ini Alvin menginap di apartemennya untuk menjaga Tina agar tidak 'diambil' oleh orang-orang suruhan Adi Darmawan itu. Ia menyuruh Tina untuk tidak bekerja sementara waktu dan wanita itu tidak diperbolehkan untuk keluar dari apartemen untuk beberapa hari.


Semalam Alvin tidur di sofa ruang tengah sedangkan Tina tidur di dalam kamar. Setibanya di apartemen, Alvin tidak sengaja mendengar isakan tangis Tina dari dalam kamar. Sepertinya rasa bersalahnya selama ini sudah memenuhi pikiran dan hatinya dan sudah saatnya untuk di luapkan. Alvin ingin sekali masuk ke dalam dan menenangkan Tina, tapi ia takut malah akan menambah tangisan Tina.


Alvin sedang memakan pesanan makan siangnya. Karena ia tidak bisa memasak, akhirnya ia memutuskan untuk memesan makanannya dan juga untuk Tina.


Alvin pun mengetuk pintu kamar Tina. "Tina, keluar dulu. Lo belum makan kan dari semalam?" Namun tidak ada jawaban dari dalam.


"Tina? Tina!" Teriak Alvin mulai panik takut terjadi hal yang tidak diinginkan.


Tiba-tiba terdengar suara kunci pintu terbuka. Betapa terkejutnya Alvin ketika ia melihat Tina muncul di depannya dengan penampilan yang masih sama dari sebelumnya.


"Lo... gak apa-apa?" Alvin mengintip wajah Tina yang tertutupi beberapa helai rambut yang berantakan itu.


"Gak apa-apa.....gue ma—" belum selesai Tina menyelesaikan ucapannya, Tina sudah tidak bertenaga dan jatuh ke arah Alvin yang ada di depannya.


"Ya! Tina!" Tina tetap tidak menjawab. Hanya gumaman saja yang terdengar.


Alvin pun mengangkat tubuh Tina dan membawanya kembali ke dalam kamar.


---------------------------------------------------------------------

Alvin memberikan sebuah teh hangat kepada Tina yang sudah mulai membaik.


"Makasih..." ujar Tina dengan lemasnya.


"Hmm Tina. Sebenarnya ada yang mau gue kasih tahu ke lo" Alvin pun membuka pembicaraan yang ia tahan sedari kemarin. Tina pun kembali fokus ke Alvin yang ada di sampingnya.


"Semalam, Gabriel menghubungi gue. Ia meminta gue untuk mencari keberadaan lo yang mungkin masih mengunjungi Bar. Dan gue bilang ke dia gue tahu keberadaan lo dan bisa bertemu dengan lo hari ini agar lo bisa menjelaskan semuanya ke Gabriel secepatnya dan kita bisa melawan Adi Darmawan. Tapi kalau dilihat dari keadaan lo sekarang... sebaiknya gue bilang ke Gabriel kalau-"


"Tidak usah, biar dia datang hari ini. Toh semakin cepat, semakin bagus bukan?"


Alvin hanya terdiam mendengar ucapan Tina. Sebegitu bersalahnya kah dia hingga harus segera menyelesaikan segala dosa yang telah dia lakukan kepada keluarga Haling.


"Tina..." Panggil Alvin sambil memegang bahu kiri Tina.


Remember MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang