PART 46

412 26 1
                                    


Kini Tina sudah duduk di depan ayahnya, Adi Darmawan dengan tatapan dingin. Dalam diamnya, ia harus berpikir apa yang akan dia ucapkan di setiap pertanyaan yang akan Adi Darmawan utarakan kepadanya.


"Kenapa kamu pulang? Bukannya kamu ingin bebas di luar sana dan membantu Gabriel? Hah? " Ujar Adi Darmawan yang masih tidak menyangka anaknya ini pulang tanpa ada 'penjemputan' paksa.


"Ooh, jadi itu memang perbuatan Anda? Mesabotase HG Company dan mengambil project yang bisa menguntungkan DMW Group!" balas Tina dengan senyuman sinisnya setelah mengetahui bahwa ayahnya memang pelaku sabotase ini.


"haha punya bukti apa kamu? Apa kamu bisa membuktikannya?"


"Tenang saja, pasti Gabriel akan segera menemukan buktinya walaupun tanpa bantuanku disini!"


"Sampai kamu benar-benar sedang membantu Gabriel dengan kepulanganmu, ancaman dulu akan benar-benar terjadi kali ini! mengerti kamu!" Adi Darmawan mengancam Tina dengan wajah seriusnya. Tina sedikit tertegun melihat ayahnya ini sudah mulai marah besar.


"Terserah..." Tina mulai berdiri "Saya tidak akan pergi dari rumah ini asalkan pintu kamar saya tidak di kunci dari luar, Permisi" Tina akhirnya pergi dari ruangan Adi Darmawan setelah mengungkapkan 1 permintaannya itu.


Tina langsung memasuki kamarnya, disana sudah ada 1 orang wanita yang selalu membelanya. Siapa lagi kalau bukan istri Adi Darmawan, Karina.


"Mama..." Air mata Tina mulai berjatuhan setalah melihat ibunya sedari tadi menunggu kedatangannya ini.


"Tina kemana saja kamu!" Karina mulai memeluk anaknya yang ia rindukan itu ke dalam dekapannya. "Kemana saja kamu Tina, kamu sudah buat mama khawatir tahu tidak!!" omel Karina dalam tangisannya ini.


"maafin Tina ma, maafin Tina...." Mereka berdua melupakan rasa rindunya dengan menangis bersama. Tidak ada yang lebih berat dari rasa rindu yang membebani hati dan pikiran seseorang.


[FLASHBACK]

"Lo tidak mau kan melihat Ify menjadi tersiksa seperti sekarang ini? Gue punya suatu rencana yang mungkin dapat membantu kalian" ujar Tina sambil melihat ke arah Gabriel dan Rio bergantian.


"Kita harus melakukan sabotase juga" ujar Tina dengan penuh keyakinan.


"Bagaimana caranya kita mesabotase Adi Darmawan? Yang ada, malah kita yang akan dilaporkan kalau sampai ketahuan" seru Rio yang masih tidak percaya apa yang dikatakan Tina barusan.


"Bukan pakai alat atau semacamnya, tapi gue sendiri yang harus masuk ke dalam DMW Group" jawab Tina


"Ya! Lo sudah gila! Kalau nanti lo di tahan dan di ancam oleh Adi Darmawan bagaimana! Hah!?" Gabriel tidak terima dengan ide Tina ini.


"Cuma itu yang bisa kita lakukan yel. Kita tidak bisa menggunakan handphone atau semacamnya karena pasti di Rumah sudah di pasang alat pelacak sinyal. Satu-satunya cara adalah gue kembali ke rumah dan meyakinkan Adi Darmawan kalau gue tidak kontak dengan lo ataupun yang lain. Dengan begitu Adi Darmawan tidak akan curiga. Please yel, percaya sama gue, ya?" Tina berusaha meyakinkan Gabriel.

Remember MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang