PART 8

1.1K 58 0
                                    


Setelah makan siang tadi, Gabriel kembali ke rutinitasnya sebagai seorang CEO muda. Di dalam ruang kerjanya sudah banyak lembaran kertas yang menunggu untuk dibaca serta ditanda tangani oleh lelaki itu.


"TTok TTok" ketukan pintu di depan ruangan Gabriel memecah konsentrasinya.


"Iya silahkan masuk"


Tak lama ada seorang laki-laki memasuki ruangan.


"Oh om, kok gak bilang mau dateng, Silahkan duduk om" Ternyata laki-laki itu adalah ayah Ify, Bimantara Umari. Gabriel pun mempersilahkan ayah Ify untuk duduk di sofa tamunya.


"Om hanya ingin menengok kamu saja yel" ujar Bima sambil membenarkan jas yang ia pakai.


Gabriel pun hanya membalas dengan anggukan sambil tersenyum kearah lelaki di depannya itu.


"Iyel " seru Bima dengan suara beratnya.


"ada yang mau om bicarakan dengan kamu, ini mengenai DMW Group, perusahaan Pak Adi Darmawan"


Raut muka Gabriel pun tiba-tiba menjadi serius. Ternyata yang selama ini mengganggu pikirannya adalah mengenai ini...


"Om dengar HG Company bekerja sama lagi dengn DMW Group, apa benar?"


"Iya benar om. Sebelumnya apa mereka sudah bekerja sama dengan perusahaan ayah?"


Bima pun menganggukkan kepalanya.


"Dulu perusahaan ayahmu, om dan perusahaan pak Adi bekerja sama dalam beberapa proyek. Namun, setelah melalui beberapa proyek itu, ayahmu dan om merasa sudah tidak cocok lagi bekerja sama dengan DMW Group karena mereka terlalu mengambil alih dalam proyek-proyek yang dijalankan tanpa persetujuan dari ayahmu maupun om. Dan pada akhirnya, ayahmu dan om mencari kolega-kolega lain dari luar negeri sebagai backup kalau perusahaan om dan ayahmu dapat memutuskan kontrak kerja sama dengan DMW Group."


"Hmm, saya pernah mendengar hal ini dari asisten saya mengenai kerja sama dengan perusahaan pak Adi. Dan perusahaan luar yang ayah dan om tuju sebelumnya sudah saya keep untuk bekerja sama dengan HG Company beberapa tahun lalu. Jadi om tidak usah khawatir" ujar Gabriel dengan tenang setelah mendengar cerita dari ayah Ify itu.


"hmm begitu. Syukurlah, om jadi lebih tenang sekarang. Kalau begitu..." ayah Ify pun berdiri dari tempat duduknya.


"Loh om sudah mau pulang? Mau saya antar pulang?"


"tidak usah, kamu pasti masih ada kerjaan kan. Om bisa pulang sendiri sama supir. Om pamit pulang dulu ya" Bima menepuk pundak Gabriel 2 kali. Tak lupa Gabriel memberikan salam kepada ayah Ify dan mengantarkannya sampai di depan pintu ruangannya.


Setelah Bima pulang, ruangan Gabriel menjadi sunyi. Kepingan puzzle yang ada di pikiran Gabriel pun mulai terkumpul. Rahasia-rahasia dalam perusahaan ayahnya ini mulai terkuak. Mulai sekarang, Gabriel akan berhati-hati dengan segala keputusan yang ia buat. Jangan sampai hal yang tidak diinginkan terjadi lagi....

Remember MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang