PART 27

542 53 3
                                    


Ify dan Rio sekarang termenung dalam diamnya masing-masing di sebuah taman di area rumah sakit. Sampai sekarang Ify tidak tahu mengapa Rio tiba—tiba menariknya kesini. 

Perasaan khawatir terhadap Gabriel pun semakin besar. Ify ingin tahu apakah keadaan Gabriel sudah membaik atau belum di dalam.

"hah... sudah lama sekali tidak kesini" ujar Rio membuka suara.

 Ify menoleh ke arah Rio. Dilihatnya Rio hanya tersenyum miris sambil melihat ke langit.

"kapan terakhir lo kesini yo?" tanya Ify dengan hati-hati. 

Ia ingin tahu apa yang sedang Rio pikirkan saat ini.

Rio pun memandang Ify dengan tatapan sendu. Raut wajah kesedihan kini terpampang jelas di wajahnya.

"saat mama dan papa pergi untuk selamanya" jawab Rio dengan suara yang sedikit bergetar. Ify dapat merasakan kesedihan yang Rio rasakan saat ini.Rumah sakit ini menjadi salah satu kenangan yang buruk bagi Rio. Bagaimana tidak, kehilangan orang yang sangat berharga baginya merupakan kesedihan yang paling mendalam bagi setiap orang. Apalagi Ify merasa kesedihan Rio itu merupakan kesalahannya...

"Tapi.... sekarang gue gak begitu kesepian. Karena sekarang ada lo disini.." tambah Rio lagi sambil meregangkan tangannya ke atas untuk mengusir rasa sedihnya walaupun hanya sedikit.

"hmm benar, gue dan Gabriel sudah ada disini sekarang" Ify mencoba menghibur Rio. 

Ify menyandarkan kepalanya di bahu Rio. Entah kenapa ia sangat ingin melakukannya saat ini. Bahu Rio begitu nyaman dan seperti sesuatu yang ia rindukan.

"Saat itu juga, sebenarnya gue ingin kasih sesuatu ke lo fy" seru Rio tiba-tiba.

"apa?"

"kalung yang lo pakai sekarang"

Ify memperhatikan liontin yang ia pakai sekarang. Beberapa minggu belakangan ia memang sering memakai liontin yang ia temukan di rumahnya itu.

"liontin ini? Liontin ini punya lo yo?"

Rio menggelengkan kepalanya.

"lalu? Punya siapa?"

"itu pemberian mama... buat lo"

Ify terkejut mendengarnya. Berarti ini adalah... pemberian dari ibunda Rio untuk dirinya?

"waktu itu mama kasih liontin itu buat lo. Dia juga memasukkan foto kita di dalamnya. Dan setelah itu, lo selalu pakai liontin itu kemanapun. Tapi suatu saat lo kehilangan liontin itu karena lo lupa di taruh dimana. Sampai-sampai gue ikut bantu cari liontin itu dan akhirnya gue menemukannya. Gue sengaja gak kasih ke lo pada saat itu, karena gue ingin kasih pelajaran ke lo yang selalu teledor kalau masalah barang. Dan pada akhirnya gue memutuskan untuk mengembalikan ke lo saat gue memenangkan perlombaan pertama gue, tapi ternyata..." cerita Rio panjang lebar.

Ify yang sedari mendengarkannya pun merasa sangat bersalah. Bagaimana bisa ia begitu ceroboh menghilangkan barang berharga pemberian mendiang orangtua Rio ini.

"maaf ya yo..." lirih Ify sambil memegangi liontin itu.

"sekali lagi lo bilang kata maaf gak akan gue terima maaf lo itu! " ancam Rio sambil melirik kearah Ify.


"o- okay" Ify pun memutuskan untuk diam. Mengurungkan ungkapan bersalahnya di dalam hati.


"Kapan lo taruh ini di kamar gue?"


"hmm pas makan malam di rumah lo kayaknya" Rio mencoba mengingat.

Remember MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang