PART 40

324 37 1
                                    


Gabriel sedang menunggu penerbangan menuju Indonesia. Ia menyuruh sekretarisnya untuk memesan tiket paling cepat yang bisa diambil. Gabriel memutuskan untuk pulang lebih cepat dari jadwal sebelumnya karena ia ingin cepat-cepat mencari Tina dan mengetahui cerita yang sebenarnya dari 'perang dingin' ini.


Sedari tadi ia memandangi foto dirinya dengan Tina pada sebuah photo polaroid yang tersimpan di dalam dompetnya. Gabriel masih tidak percaya bahwa Tina adalah anak dari musuh besarnya sekarang. Gabriel sudah menyimpulkan bahwa selama ini ia hanya dimanfaatkan sebagai sumber informasi untuk mereka. Pantas saja kalau dilihat dari laporan track perkembangan perusahaan besar di Indonesia, HG Company dan DMW Group tidak beda jauh.


Seketika sebuah pikiran datang bahwa mungkin saja DMW Group merupakan dalang di balik kecelakaan yang menimpa orangtuanya dan Tina juga masuk ke dalam rencana DMW Group itu. Belum ada bukti yang kuat bahwa Adi Darmawan adalah orang di balik meninggalnya kedua orangtuanya itu. Tapi kalau memang dugaan ini benar, sungguh luar biasa langkah yang diambil untuk menempati puncak kejayaan mereka dengan rencana yang begitu bersih tanpa ada jejak sedikit pun.


Gabriel menyimpan kembali photo polaroid itu ke dalam dompetnya. Ia mengambil handphone yang ada di saku jasnya itu dan langsung menghubungi nomor yang sudah sering masuk dalam list panggilan di handphonenya.


"Hallo kak Iyel?" Ify mengangkat telephone dari Gabriel.


"Hallo fy. Kamu lagi dimana sekarang?" tanya Gabriel dengan saura lemasnya.


"Kak Iyel sakit? Kok suara nya seperti itu? kak iyel sudah istirarahat atau minum obat?" Khwatar Ify setelah mendengar suara Gabriel seperti itu.


"Kakak gak apa-apa kok. Cuma suara lagi begini aja, disini kan masih pagi buta"


"Ooh begitu, yaudah kak Iyel lanjut aja istirahatnya"


"Hmm..." jawab Gabriel singkat


Lalu tidak ada lagi percakapan selanjutnya. Hanya suara deruan nafas mereka saja yang terdengar.


"Fy..." tiba-tiba Gabriel mengeluarkan suaranya lagi.


"Iya kenapa?"


'Aku sayang kamu.... sangat' lirih Gabriel. Entah kenapa ia sangat ingin mengatakan kalimat itu sekarang kepada wanita yang sedang ia hubungi ini.


--------------------------------------------------------------------------

Tina sedang berbelanja persediaan makanan dan barang-barang tambahan lainnya di sebuah supermarket yang berada di area apartemen itu. Setelah membayar semua belanjaannya, Tina melihat ke arah pintu keluar yang cukup ramai oleh beberapa orang.


Matanya pun langsung terbuka lebar ketika ia melihat ternyata keramaian tersebut dipenuhi dengan orang-orang yang sangat ia kenal. Mereka adalah bodyguard-bodyguard yang selalu menjaganya selama ini. Sepertinya mereka sedang menanyakan ke beberapa orang yang ada disini untuk mencari keberadaannya.

Remember MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang