PART 9

1K 59 1
                                    

Perlahan Ify membuka matanya setelah mendapatkan sebuah mimpi di siang hari. Dilihatnya langit-langit ruangan berwarna putih ditambah lampu yang menerangi ruangan tersebut. Ia sama sekali tidak tahu mengapa ia berada di tempat tidur dengan selimut yang menutupi kakinya sekarang ini.

Tak lama ada sesorang datang menghampirinya, sepertinya dia seorang dokter karena ia mengenakan jubah putih dan stetoskop yang dikalungkan di lehernya.

"sudah bangun rupanya, apa kepalamu masih terasa pusing?" tanya dokter tersebut.

"Sedikit. Saya dimana ya dok?"tanya Ify bingung.

"Beberapa jam yang lalu ada laki-laki yang membawa mba Alyssa kesini. Katanya mba Alyssa pingsan di koridor kampus"

"Terus sekarang dia dimana dok?" Ify melihat sekeliling. Dan tidak ada tanda-tanda Rio maupun Alvin disana. Hanya ada petugas kesehatan yang berjaga.

"oh dia sudah pergi lagi. Dia Cuma mengantarkan mba alyssa dan menitipkan tas milik mba alyssa ke saya" uar dokter tersebut sambil menunjuk tas Ify yang ada di meja

"ooh... begitu. Makasih dokter"

Rasa bersalah memenuhi hati Ify karena belum sempat berterima kasih kepada Rio karena sudah membawanya ke sini. Ia membayangkan bagaimana Rio membawa tubuhnya ini dengan langkah tergesa-gesa.

Ah ! tiba-tiba ia teringat dengan mimpinya tadi. Ia membayangkan wajah Rio menatapnya begitu dekat. Semakin lama semakin dekat. Mengingat mimpi itu membuat Ify tersipu malu sambil menutup wajahnya, takut orang-orang yang ada di ruangan itu melihat wajahnya yang memerah sekarang.


Entah itu nyata atau tidak, tapi Ify merasa kejadian tersebut pernah ia rasakan. Jika memang benar terjadi, ia tidak tahu akan bersikap apa di depan Rio nanti.

--------------------------------------------

Rio sedang berlatih di lintasan dengan mobil balapnya. Beberapa lap sudah dilalui dengan mulus dan tanpa kendala apapun. selama menyelsaikan putaran, Simon selalu mencatat seberapa cepat Rio dapat menyelsaikan lintasannya.

Rio menambah kecepatan untuk menyelesaikan lap terakhirnya.

"Oke Rio, kembali ke Pit" ujar Simon dari earphone yang Rio pasang di telinganya.

Rio pun memperlambat mobilnya dengan kecepatan normal dan menuju ke tempat yang disuruh Simon tadi.

Tak berapa lama mobil Rio pun datang di Pit. Ia pun keluar dari mobilnya dan melepaskan helm yang ia pakai.

"Perkembangan mu sejauh ini meningkat. Kamu sudah bisa mengatur kembali kecepatan di setiap jalur yang ada. " Simon menjelaskan data statistik perkembangan Rio selama ini.

"Apa saya sudah bisa berlatih dengan pembalap yang lain? Kalau latihan sendiri terus seperti ini rasanya kurang." 

"hmm, sepertinya belum bisa. Kamu baru 1 bulan kembali ke arena balap yo. Tunggu sampai beberapa minggu lagi sampai kemampuan mu benar-benar stabil"

Rio pun menerima jawaban dari Simon tersebut. Ia baru saja kembali ke dunianya dan ia juga merasa tangannya terkadang masih terasa kaku dan aneh saat menyetir. Mungkin yang dikatakan Simon tadi memang benar.


"Saya mau latihan lagi, bagaimana?" Rio pun memakai helmnya kembali dan menuju pintu mobilnya. Dan simon membalas dengan anggukan tanda setuju dengan tawaran Rio.

--------------------------


Ify keluar dari dorm wanita. Di depan pintu masuk sudah ada Gabriel yang melambaikan tangannya. Gabriel sudah melepas jasnya dan menggulung kedua lengan kemejanya hingga sikut. Ify pun langsung berlari kecil menghampiri Gabriel.

Remember MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang