PART 10

917 54 1
                                    


Sudah pukul 21:10, Ify sudah kembali menuju dormnya. Ia harus cepat-cepat pulang karena ada tugas yang harus dikumpulkan besok. Suasana kampus sudah mulai sepi, hanya beberapa orang saja yang masih berkeliaran di sekitar dorm.

Ia pun memasuki area dorm. Ia harus melewati taman pemisah antara dorm laki-laki dan perempuan. Tak jauh dari pandangannya ia melihat ada seseorang entah itu manusia atau hal aneh seperti yang ia pikirkan sekarang sedang duduk di sebuah bangku taman di dekat pintu masuk dorm. Ia mencoba berjalan se-santai mungkin agar tidak menimbulkan keributan kalau-kalau ia nanti akan berteriak dengan kerasnya.

Ia pun mencoba melirik, tapi lama-kelamaan sepertinya ia mengenali objek tersebut.

Ternyata Rio, ia sedang memakan mie instan cup ditangannya. Hoodie hitam yang ia kenakan membuat orang yang melewatinya tidak akan tahu siapa dirinya.

"Rio, ngapain di luar malem-malem gini?" Ify menyapa Rio sambil mencoba mendekati Rio dengan perlahan.

Rio kaget ketika ada orang yang menyebut namanya. Karena kaget alhasil ia tersedak dan ia langsung meminum air yang ia bawa dari dapur.

Ify pun duduk disebelah Rio sambil menepuk-nepuk punggung Rio. Rio yang merasa 'risih' dengan tangan Ify pun mencoba menghindar dengan membalikan punggunya.

Ify pun kaget dan merasa sedih. Sampai segitunya kah ia ingin membuat jarak antara mereka. Padahal mereka sudah berteman sangat lama.

"padahal gue mau bales pertolongan lo tadi siang..." Ify menundukkan kepalanya dengan raut muka sedih. Ia berharap apa yang ia lakukan tadi menjadi ungkapan rasa terima kasih kepada laki-laki yang ada di depannya ini. Rio menjadi tak enak karena membuat Ify menjadi sedih seperti itu. Ia pun memperbaiki posisi duduknya agar sejajar dengan Ify.

"dari raut muka lo tadi sore gue udah tau lo mau ngomong apa ke gue" 

Rio akhirnya membuka suara. Ify yang mendengarnya pun kaget, bagaimana Rio bisa membaca pikirannya pada saat itu?

"sama-sama" balas Rio lagi. Tapi ini berbeda, ia mengatakannya sambil menatap wajah Ify dengan sebuah senyuman manis di wajahnya.

Ify yang sedari tadi cemberut raut wajahnya langsung berubah menjadi senang sekaligus lega. Akhirnya ia membalas ucapannya dengan lembut dan berbeda dari Rio yang kemarin-kemarin. Sekilas mimpi yang ia lihat tadi siang muncul kembali. Senyuman Rio, sama....

"Yo..."

"hmm?"

"apa kita dulu pernah ngerayain tahun baru berdua?" Ify bertanya dengan hati-hati.

Wajah Rio tiba-tiba membeku. Ia kaget dengan pertanyaan Ify barusan. Apa dia sekarang sudah mengingatnya...

"hmm, itu..." Rio kebingungan.

"Jawaaab" Ify menarik-narik hoodie Rio

Rio pun dengan berani menatap mata Ify lagi. Sejenak keheningan terjadi saat itu. Mata Ify memancarkan aura kecantikannya, mata yang sering membuat para lelaki akan cepat jatuh cinta dengannya. Mata itu masih sama, sama seperti saat kejadian yang tadi Ify tanyakan itu terjadi.

"Iya" Rio menjawab dengan simplenya.

Ify menutup mulutnya yang tiba-tba terbuka kaget. Jadi,mimpinya tadi, benar... atau hanya sekedar mimpi biasa?

"Udah malem, sebentar lagi lampunya mau dimatiin. Balik ke kamar sana" suruh Rio sambil berdiri dan merapihkan makanan serta minuman yang ia bawa.

"Kalau gitu, gue terima ajakan Alvin tadi!" Rio lagi-lagi terkejut dengan apa yang dikataan Ify.

"Apa? Ajakan apa?"

"Dateng ke festival tahun baru kampus, yang ada di mading tadi!"

"Terserah, toh lo juga mahasiswa sini juga kan. Yaudah gue duluan ya" Rio pamit.


Ify melihat Rio yang pergi menjauh. Mungkin ini bisa jadi langkah yang bagus untuk memperbaiki hubungan persahabatannya dengan Rio.

---------------------------------------------


Seperti biasa Gabriel menjalani rutinitas sebagai CEO HG Company milik keluarganya. Membicarakan mengenai perkembangan perusahaan serta strategi kedepan untuk meningkatkan eksistensi dari perusahaan HG Company itu sendiri sudah menjadi santapannya sehari-hari.

Setelah menyelesaikan urusannya, Gabriel kembali ke ruangannya dengan tubuh yang sudah mulai kehabisan energi. Ia berbaring di sofa untuk sejenak mengistirahatkan tubuhnya. Ia menutupi wajahnya dengan bantal agar cahaya ruangan tidak menganggu matanya.

Tiba-tiba ada suara ketukan pintu

"Iya masuk"

Seseorang pun masuk ke dalam ruangan Gabriel. Melihat Gabriel sedang berbaring seperti itu, orang itu pun mengangkat bantal yang menimpa wajah Gabriel. Karena kaget Gabriel pun langsung membuka matanya.


"Selamat pagi tuan Gabriel" perempuan itu menyapa Gabriel dengan senyumannya.

"Tina!" Gabriel langsung merubah posisinya menjadi duduk.

"Apa kabar?" wanita itu Tina. Teman Gabriel sewaktu SMA, bisa dibilang seperti itu .

"Baik. Kok tau kalau gue udah balik ke Indonesia?"

"Beberapa hari yang lalu gue gak sengaja liat lo masuk ke gedung ini. Kebetulan gue ada urusan di dekat sini, jadi ya.. gitu"

Gabriel hanya mengangguk-anggukan kepalanya.

"Oh iya, gimana kabar Ify?"

"Hmm yaa gitu seperti biasanya. Kalau kabar lo? Gimana kabar... tunangan lo itu?" Gabriel sedikit berhati-hati saat menanyakan hal tersebut kepada Tina. Raut wajah Tina pun berubah sedikit tidak enak. Ia mencoba untuk menunjukkan senyumannya. Sangat terlihat jelas oleh mata Gabriel.

"Baik-baik aja"

"Syukurlah"


Dan keheningan pun terjadi.....

--------------------------------------------------------------------------------------

Jangan lupa vote, comment dan share ke teman-teman kalian

Terima Kasih

Remember MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang