PART 3

1.7K 87 0
                                    


Rio sedang membereskan lemari bajunya. Tiba-tiba seseorang datang menghampiri kamarnya dan mengetuk pintu dengan begitu keras. Setelah risih dengan ketukan yang dimainkan orang itu, Rio pun membukakan pintu kamarny dan ternyata,  Alvin yang datang dengan pakaian rapih seperti siap untuk hangout keluar dorm.


"Yo! Hari ini lo gak kerja kan?" Tanyanya sambil menutup pintu dan duduk di kursi belajar milik Rio.


"Nggak,kenapa emang?" Rio tetap asik membereskan baju-baju kedalam lemari bajunya


"Ayo kita jalan-jalan! Bosen gue di dorm terus" seru Alvin dengan semangatnya


"Mau kemana sih vin..." Rio menutup lemari itu dan ia duduk di ujung tempat tidurnya


"Kemana kek, gue juga mau cari baju baru. Ayolah yo!" rengek Alvin. 


"Lo aja sana, gue mau tidur aja" Rio membaringkan tubuhnya di atas kasur. 


"Makan gue bayarin deh..." bujuk Alvin agar Rio mau menemaninya. 


"Benar ya, awas lo kalau bohong" Rio langsung berdiri mendengar kata-kata Alvin. Alvin hanya mengangguk-ngangguk



"Yaudah ayo..." Rio pun beranjak dari tempat tidur dan membuka pintu kamarnya. Alvin mengikutinya dari belakang.



---------------------------------------------------------


Ify sedang mencoba-coba baju apa yang pantas untuk ia pakai malam ini. Ia tidak tahu mau dibawa kemana malam ini oleh Gabriel. Restoran?Caffee?Mall?Taman? Menurutnya baju yang dipakai harus pas dengan keadaan tempat tersebut. Kalau salah sedikit saja, bisa-bisa terlihat aneh di mata orang lain.


Tiba-tiba terdengar bunyi bel. Namun bel itu tidak berhenti berbunyi, mungkin yang lain sedang sibuk atau tidak ada di rumah. Akhirnya Ify keluar dari kamarnya menuju pintu ruang tamu.


Saat membuka pintu, ia melihat sebuah rangkaian bunga mawar yang dibawa oleh pengirim bunga sudah menunggu di depan pintu masuk.



"Ini mba, tolong tanda tangan" seru pengirim bunga sambil menyodorkan kertas tanda terima. Ify pun menerima dan langsung menandatanganinya.



"Makasih ya mas" Ify mengambil rangkaian bunga itu dan menutup pintu.



Ia berjalan menuju kamarnya sambil menghirup harum bunga mawar merah yang ia pegang saat ini. Ia pun duduk di ujung tempat tidur dan mulai berfikir siapa yang mengirim bunga ini untuknya?


 Gabriel? Kalau dia ingin memberi bunga ini kenapa tidak langsung saja ketika mereka pergi nanti. Atau...

Remember MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang