Rio sedang memeriksa mobil balap barunya yang sedang dalam proses pembaharuan. Sebenarnya mobil ini sudah siap beberapa minggu sebelumnya, namun karena 'kecurian' oleh DMW Group maka perusahaan keluarganya itu harus mengganti model serta beberapa komponen di dalamnya.
"Bagaimana Gabriel? Pasti dia sangat lelah karena harus memutar otak untuk merubah project ini" ujar Simon sambil menyilangkan tangannya di depan dada
"Hari ini sepertinya dia keluar dari rumah sakit" jawab Rio yang sedang memeriksa keadaan dalam mobilnya.
"Saya sangat terkejut ketika mereka menunjukkan produk baru mereka. Sungguh sebuah replika yang sama dengan project kita ini"
"Hmm, saya juga terkejut saat rapat di HG Company. Sepertinya kita harus memutuskan hubungan dengan DMW Group"
"Tapi sepertinya... butuh beberapa langkah lagi karena perusahaan mu kan sudah menandatangani kontrak dengan Adi Darmawan. Tidak semudah itu untuk melepas kontrak dengan mereka. Bisa-bisa kalian di tuntut balik karena pelanggaran kontrak"
Mendengar nasehat Simon itu membuat Rio semakin kepikiran dengan nasib perusahaan keluarganya. Perusahaan yang sudah susah payah orang tuanya bangun kini sedang diterpa badai. Dan kapal ini sedang di tengah nasib yang entah akan tenggelam atau bertahan walaupun keadaan cacat.
Dan sekarang yang mengendalikan HG Company hanya kakaknya seorang, Gabriel. Mau tidak mau ia harus membantu kakaknya itu agar dapat menyelesaikan permasalahan ini dengan cepat agar tidak berdampak buruk kedepannya.
"Saya ingin mencoba mobil ini" ujar Rio sambil mengambil helm nya.
"Okay. Akan saya persiapkan yang lainnya" Simon pun segera bergegas.
-----------------------------------------------------------------------------------
Gabriel sedang membereskan barang-barangnya setelah mendapatkan perawatan di rumah sakit selama 4 hari.
"TTok TTok Ttok!" terdengar suara ketukan pintu.
"Masuk" Gabriel masih sibuk dengan barang-barangnya.
"Yel" terdengar suara wanita memanggilnya. Karena terkejut dengan suara itu, Gabriel langsung membalikkan tubuhnya.
"Tina? Sedang apa lo disini?" tanya Gabriel ketika melihat Tina sudah berdiri di depannya dengan membuat beberapa makan siang.
"Gue mau jengukin lo. Tapi ternyata... lo sudah mau pulang ya hari ini" ujar Tina saat melihat Gabriel sedang merapihkan barang-barangnya.
"Iya. Oh iya... gue mau bilang sesuatu. Terima kasih karena sudah antar gue ke rumah sakit kemarin"
Ternyata yang mengantarkan Gabriel ke UGD saat itu adalah Tina. Irwan, karyawan Gabriel di kantorlah yang telah menelepon Tina menggunakan handphone Gabriel.
"Sama-sama. Terima kasih juga... karena lo masih simpan no gue di speed dial no.1"
Gabriel memberhentikan aktivitasnya. Ia baru ingat, alasan Irwan menelepon Tina karena Irwan tidak tahu harus menelepon siapa dan ia dengan paniknya menekan tombol speed dial no.1 dan munculah kontak Tina.
Gabriel juga lupa bahwa ia belum mengubah setting handphonenya.
"Ada yang perlu gue bantu?" Tina berinisiatif untuk membantu Gabriel. Ia mengambil beberapa baju yang ada di lemari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Remember Me
FanfictionKetika sebuah kenangan indah lenyap begitu saja diperlukan perjuangan sang kesatria untuk mengumpulkan dan menyusunnya kembali menjadi sebuah kenangan yang lebih indah dari sebelumnya.