Rio sudah berada di Pit sambil memeriksa mobil balapnya. Karena sudah H-7 perlombaan, Rio lebih intensif melakukan latihan balap. Selama beberapa minggu kemarin Rio sudah mulai terbiasa dengan mobilnya dan efek traumanya pun sudah mulai hilang. Dengan keadaan seperti ini Rio semakin yakin bahwa ia bisa melakukan yang terbaik di perlombaan perdananya ini.
"Udah datang yo?" seseorang menyapa Rio yang sedang memeriksa mesin mobilnya.
"Pak Simon, kebetulan saya masih libur jadi bisa datang lebih cepat" jawabnya sambil menjabat tangan Simon.
"Baguslah, kita bisa latihan lebih lama. Oh iya, saya sudah tahu siapa saja yang menjadi lawanmu. Mereka hanya pembalap junior sepertimu. Jadi tak usah khawatir"
"Baiklah. Bisa kita mulai sekarang?" Simon menganggukan kepalanya tanda setuju dengan ajakan Rio itu.
Simon pun mempersiapkan peralatannya, sedangkan Rio sudah masuk kedalam mobil lengkap dengan pakaian balapnya.
**********************
Hari ini Gabriel ada meeting dengan kolega-koleganya, termasuk Adi Darmawan dan juga Bimantara Umari datang ke meeting tersebut. Mereka membahas mengenai persiapan yang akan dilakukan untuk mendukung pembalap dari HG Company, Rio.
Semua berjalan lancar, persiapan pun sudah mencapai 90%. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan lagi sekarang oleh Gabriel. Akhirnya adiknya bisa mengikuti balapan yang sempat tertunda sebelumnya.
2 jam telah berlalu. Satu persatu perwakilan dari tiap perusahann pun meninggalkan ruangan. Di ruangan itu sekarang hanya ada Gabriel, Bimantara dan juga Adi Darmawan beserta asistennya.
"Sepertinya perlombaan ini akan berjalan lancar" ujar Adi yang datang menghampiri Gabriel dan juga Bima.
"Sepertinya begitu. Terimakasih pak Adi karena sudah membantu dalam proyek ini" Gabriel pun menjabat tangan Adi.
"Apakabar Bima, lama kita tidak berjumpa" Adi pun menjabat tangan Bima dengan senyuman diwajahnya.
"Iya, sudah lama" Bima membalas jabat tagan Adi tersebut.
"Kita berada di proyek yang sama lagi. Semoga kamu menyetujui proyek-proyek kita selanjutnya"
"Mengenai hal itu, saya akan memikirkannya kembali, atau bahkan berkali-kali" ujar Bima dengan tenang namun tegas dari kata-kata yang diucapkannya. Hal itu membuat suasana menjadi tegang. Entah kenapa hal itu yang sedang Gabriel rasakan di tengah 2 orang ini.
"Hmm baguslah, akan saya tunggu. Kalau begitu saya pamit dulu" Adi dan asistennya pun keluar dari ruangan meninggalkan mereka berdua.
"Tenang saja nak, perlombaan ini akan berjalan dengan baik. Kalau ada apa-apa kasih tau om ya. Om pamit dulu" Bima menepuk pundak Gabriel dan berjalan menuju pintu keluar. Gabriel pun mengantar Bima sampai kedepan pintu dan melihat kepergian Bimantara hingga hilang dari pandangannya.
'Ada apa diantara mereka....'
****
Gabriel berjalan menuju ruangannya sambil melonggarkan dasi yang ia kenakan. Ia membuka pintu ruangannya dan melihat seseorang sedang duduk di sofa dengan santainya.
"Tina, ada perlu apa?" Ia melihat Tina sedang duduk di sofa ruangannya.
Tina pun bangun dari tempatnya.
"Sepertinya presdir yang satu ini sedang lelah. Mau minum kopi?"
Gabriel hanya tersenyum dengan ajakan Tina barusan. Seperti pernah terjadi sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Remember Me
FanficKetika sebuah kenangan indah lenyap begitu saja diperlukan perjuangan sang kesatria untuk mengumpulkan dan menyusunnya kembali menjadi sebuah kenangan yang lebih indah dari sebelumnya.