PART 13

813 57 2
                                    

Ify sedang melamun di kamarnya. Sedari tadi hanya memainkan boneka beruang yang diberikan Gabriel saat mereka tinggal di London. Gabriel sedari tadi tidak bisa dihubungi, berarti tandanya laki-laki itu sedang sibuk dengan pekerjaannya.

Ify pun mencari barang-barang yang sekiranya bisa dibawa ke dorm nya setelah liburan selesai. Ia membuka laci di samping tempat tidurnya.

"Apa ini?" Ify mengambil sebuah kotak berwarna coklat. Ia coba mengocok kotak itu untuk mengetahui apa didalamnya terdapat sesuatu.

Karena penasaran, akhirnya ia membuka kotak tersebut. 

Dan ternyata di dalamnya terdapat sebuah kalung liontin berwarna perak. Ia sama sekali tidak ingat kalau mempunyai kalung liontin ini. Apa ini benar-benar punya dia atau...

Didalam kotak itu juga terdapat sepucuk kertas yang dilipat kecil. Ify pun mengambilnya dan membaca apa isi kertas tersebut.

-Present for You-

Hanya 1 kalimat yang ditulis dengan tulisan tangan seseorang yang ada di kertas itu. tidak ada nama pengirim di dalam maupun di luar kotaknya.

Ify pun mencoba membuka kalung liontin itu, berharap ia bisa tahu siapa pengirimnya. Saat dibuka, terdapat foto dirinya, Gabriel dan Rio saat mereka masih berumur belasan tahun. Ify tersenyum saat melihat senyuman di wajah mereka bertiga.

Ify ingat foto itu diambil saat ia berumur 14 tahun dan saat itu ia ingin sekali mengambil gambar dengan kedua laki-laki yang sudah menemaninya sedari kecil.


Melihat Rio tersenyum di foto itu membuat Ify berpikir apakah ia akan memperlihatkan senyuman seperti itu lagi kepadanya....

---------------------------------


Rio pulang ke rumahnya setelah latihan seharian penuh dengan mobil balapnya. Waktu liburnya ia pakai untuk mempersiapkan pertandingan balap pertamanya. Ditambah lagi arena balap dan rumahnya terbilang jauh membuat rasa lelahnya bertambah parah. Energinya saat ini sudah hampir habis. Rasa lapar pun sudah tidak dapat terbendung lagi.

Rio pun membuka pintu rumahnya, dan berjalan menuju ruang tengah untuk beristirahat sebentar. Ia banting badannya ke sofa dan memejamkan matanya sejenak.

"Kak Iyel udaaah..." tiba-tiba terdengar suara wanita dari belakangnya.

Rio yang mengetahui suara itu pun langsung membalikkan badannya.


Wanita itu, Ify. 

Dilihatnya Ify seperti tertangkap basah, diam mematung di tempatnya.

----------------------------------


Ify dan Rio duduk di sofa ruang tengah. Tidak ada yang membuka perbincangan diantara keduanya. Hanya ada suara dari televisi yang sebenarnya tidak mereka tonton sama sekali.

Mereka berdua belum bertemu lagi sejak malam tahun baru itu. Dan dalam pikiran mereka saat ini, momen mereka berdua di malam tahun baru itu muncul lagi.

Setelah kejadian itu, tingkah mereka menjadi canggung. Ingin mencoba akrab satu sama lain namun apa daya perasaan malu diantara mereka lebih besar.

"Abis latihan balap ya?" Ify membuka obrolan agar suasana tidak canggung.

"Iya. Lo ngapain disini?" tanya Rio balik.

"mmm, itu... gue mau makan bareng Kak Iyel sama lo disini. Soalnya dirumah gue gak ada orang" jawab Ify dengan muka melasnya.

Rio hanya mengangguk-anggukan kepalanya. Tiba-tiba Rio menangkap sesuatu. Ia melihat kalung yang dikenakan Ify. Kalung Liontin berwarna perak itu menarik perhatiannya. Apa itu kalung....

"Kenapa?" Ify bertanya-tanya karena melihat Rio sedari tadi melihat kalung yang ada di lehernya.

"Kalung itu..."

"Kenapa?" Ify semakin curiga. Apakah kalung ini dari Rio?

Rio menatap matanya dengan serius sedari tadi. Entah apa arti tatapannya itu. Tiba-tiba raut mukanya berubah menjadi tersenyum. 

Senyuman itu, lagi-lagi Rio membuat jantung Ify berdegup kencang.

"Gue mandi dulu ya. Bentar lagi Iyel juga dateng" Rio pun pergi ke kamarnya. Meninggalkan Ify yang masih bingung dengan arti senyuman Rio tadi.


Apa Liontin ini dari Rio???

--------------------------------


Sudah pukul 22:12 tetapi Gabriel belum kunjung pulang. Rio keluar dari kamarnya setelah meninggalkan Ify yang sedang menunggu Gabriel di ruang tengah setelah makan malam beberapa saat yang lalu.

Dilihatnya Ify membaringkan badannya di sofa menghadap ke arah TV yang masih menyala.

"Fy" panggil Rio dari jauh, tapi tidak digubris oleh Ify.

Akhirnya ia memutuskan untuk menghampiri Ify. Ternyata wanita itu sudah tertidur dengan remote TV yang masih ada di tangannya.

Rio pun duduk di lantai menghadap Ify yang sedang tertidur. Wajah cantiknya sedari dulu ternyata tidak pernah berubah. Sudah lama sekali ia tidak melihat wajah Ify sedekat ini. Rio menggerakkan tangannya untuk merapihkan rambut Ify yang berantakan menutupi wajahnya tapi beberapa saat ia ragu, takut hal itu dapat membangunkan Ify.

Sebuah senyuman pun terpancar di wajah Rio saat ia melihat Ify masih mengenakan kalung liontin pemberiannya beberapa bulan yang lalu saat Ify kembali ke Indonesia. Ia mengirimkan itu sebagai hadiah atas kembalinya Ify ke rumahnya di Indonesia, walaupun sebenarnya ada maksud terselubung dari liontin itu.

Tiba-tiba terdengar suara pintu terbuka.

"Haah akhirnya..." gumam Gabriel terdengar seperti kelelahan.

Rio pun langsung berdiri dan menghadap ke arah Gabriel yang datang menghampirinya.

"Ooh Rio akhirnya pulang jugaaa. Loh, Ify kenapa ada disini?" Ujar Gabriel saat melihat Ify yang sedang tertidur di sofa rumahnya.

"Dia mau makan malam disini bareng lo, tapi lo nya belum pulang-pulang" jawab Rio.

"Handphone gue mati, jadi gak bisa ngabarin kalau bakal pulang telat malam ini" Gabriel merapihkan rambut Ify yang berantakan.

"Fy, fy... bangun. Ayo kakak anterin kamu pulang" Gabriel mencoba membangunkan Ify, namun hasilnya nihil.

"Rumah Ify lagi kosong. Om sama Tante lagi keluar kota" seru Rio tiba-tiba untuk memberhentikan perlakuan Gabriel ke Ify.

Gabriel pun menatap Rio dan menganggukan kepalanya.

"Hmm, begitu. Yaudah gue bawa Ify ke kamar tamu dulu" Gabriel melipat lengan kemejanya untuk bersiap-siap mengangkat tubuh Ify.

"Gak usah, biar gue aja. Lebih baik lo mandi dulu yel terus makan" Tiba-tiba Rio menghalangi kakaknya dan ia pun mengangkat tubuh Ify dengan hati-hati dan membawanya ke kamar tamu.

Gabriel hanya diam melihat tingkah adiknya itu. Hanya senyuman kecil yang terpajang di wajah Gabriel saat ini. Apa adiknya itu cemburu...

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Maaf cuma nerusin dikit hehe

Jangan lupa Vote, Comment & Share

Thank You~

Remember MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang