/1/
saat bermimpi, aku hanya melihat wajahmu
senyummu juga tak setulus dulu
dalam keramaian pun, kau selalu memenuhi ingatanku
mengunci pikirku perihal luka mengangamukau tak mestinya bermurung
itu hanya menjadikan sedihku merelung/2/
Aku hanya ingin mengakui
Bahwa cinta yang paling cinta itu aku
Menunggu yang tak mengharapkan
Menyuka yang tak memungkinkan
Tak ada yang salah pada semua/3/
Tak ada hidup yang se-melankolis hidupku
Tiap-tiap cerita, tiap rangkaian kata
Membungkus asa dalam larik-larik ketidaksanggupan
Menebar harumnya bunga; tak sempat diberi harapanBenar 'kan?
Aku berpura dalam segala
Cinta itu biasa saja, hanya
Manusianya-lah yang merepotkannyaSedih itu begini
Senang itu begitu
Entah, begini atau begitu-pun sama saja
Hanya rasa-- sementara.RilloPaduppai
Perbatasan Makassar-Gowa
November Awal17
KAMU SEDANG MEMBACA
DELUSI & EKSPEKTASI
PoetrySang Imajiner tak pernah benar-benar ada. Ia tak hidup dalam apa yang manusia sebut realita. Betah berlama-lama dalam lubang pengharapan. Mengais kepeduliannya dalam mimpi-mimpi. Begitu nyata dalam sebuah paralelisasi. Begitu rajin menampakkan delus...