MEMIKUL KEKALAHAN

66 3 16
                                    

Desiran sepi pada detik-detik akhir menuju tengah malam. Babak yang tak lagi baru bagi mereka yang gemar berada dalam keheningan.

Menikmati kesendirian di balik kokohnya pendirian; dengan sendiri kita bisa jadi apa saja. Gundah kunikmati. Malam menghamipiriku dengan sepi yang kesekian kali. Tak beda jauh dengan sunyi yang lalu-lain.

Kekerasan kepalaku kian menonjol, sesekali berontak. Memohon agar turut dinyatakan.

Tak semudah itu, katamu. Keterus-terangan tak lagi jadi arti. Gelagatmu terngiang, menari-nari dalam imaji perihal ketidaksanggupanku. Perihal aku dan kamu yang dijauhkan apati.

Kedinginanmu, memaksaku berlutut. Menekuk segala harapan menjadikan kesia-siaan. Menepis pandangan perihal sederhananya sebuah kebahagiaan.

RilloPaduppai
Gowa, Mei23-17

DELUSI & EKSPEKTASITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang