/1/
Jelang senja selasa sore
Kau nampak terburu-buru
Sekadar sapa terkunci di ujung lidah
Tergagap mengeja kau punya nama
Menyaksi senyum kecut yang kau lontar untuknyaBinar matamu nampak begitu terang
Seperti yakin akan ialah penenang
Kalut kian dalam menggenang
Cukuplah kau yang bersenang-senang/2/
Akulah lelaki ujung tanduk
Mengharap akan hal sederhana
Kaulah satu yang buatku menunduk
Terpana parasmu nan tak ada duaJika berandai 'tuk menyalahkan
Kaulah dosa terbesarku pada Tuhan
Mengharap pada satu ciptaan
Acuh akan perintah panutan/3/
Dari segala penjuru kau datang leluasa
Hatiku riak seketika kau guncang
Aku tak pernah benar-benar jatuh cinta
Sebab itulah alasanku selalu menggamang
Seperti kamu/4/
Kau nyata dalam pikiran
Kau hidup dalam impian
Kau adalah aku dalam coretan
Kau ialah ilmu konstelasi
Aku yang belajar hingga berlarut-larut
Dan seharusnya aku bahagia akan itu
Hanya karena satu-- Kau tak berhenti
kucari tahuRilloPaduppai
Makassar, November7-17
KAMU SEDANG MEMBACA
DELUSI & EKSPEKTASI
PoetrySang Imajiner tak pernah benar-benar ada. Ia tak hidup dalam apa yang manusia sebut realita. Betah berlama-lama dalam lubang pengharapan. Mengais kepeduliannya dalam mimpi-mimpi. Begitu nyata dalam sebuah paralelisasi. Begitu rajin menampakkan delus...