Tak sesempat badai meriuh. Bertubi-tubi tanda tanya mengawan kitari pikiranku. Melancap habis bayang-bayang yang disuguhkan rasa. Keliru, bukankah begitu? Perempuan berselendang jingga meracuniku. Kaupikir aku mengada? Ah. Omong kosong!
Tak seikhlas pelangi menunggu. Berlama-lama mencari titik sebelum jatuh. Berandai matamu mampu kukurung. Ke mana kautuju, nanarku tumbuh.
Gadis senja. Menoleh sekadar umbar sesal, menyisa tanya pada buih-buih tak kekal. Siapa? Siapa dia?!
RilloPaduppai
Makassar, Januari04-18
KAMU SEDANG MEMBACA
DELUSI & EKSPEKTASI
PoetrySang Imajiner tak pernah benar-benar ada. Ia tak hidup dalam apa yang manusia sebut realita. Betah berlama-lama dalam lubang pengharapan. Mengais kepeduliannya dalam mimpi-mimpi. Begitu nyata dalam sebuah paralelisasi. Begitu rajin menampakkan delus...