Dari sebuah mimpi buruk. Harapan tinggi menjela tak henti-henti berkata; kau siapa? Lepaskan peganganmu!
Begitu perih waktu merenggut asa. Dalam ruang hampa tak mampu berbuat apa-apa. Kamu kenapa? Sini! Tidak. Jangan merayuku menemanimu di sana. Kaumati saja. Ini nyata, semuanya kudekap terasa. Aku nuranimu, kau mengelakku kali ini Maafkan aku. Dia benar-benar terkasih. ...dan kau?
Aku hanya sekadar... Iya, tak apa-apa!
RilloPaduppai
Makassar, Januari10-18
KAMU SEDANG MEMBACA
DELUSI & EKSPEKTASI
PoetrySang Imajiner tak pernah benar-benar ada. Ia tak hidup dalam apa yang manusia sebut realita. Betah berlama-lama dalam lubang pengharapan. Mengais kepeduliannya dalam mimpi-mimpi. Begitu nyata dalam sebuah paralelisasi. Begitu rajin menampakkan delus...