KITA : Di Suatu Pagi

73 5 2
                                    

Matahari pagi kembali menghangatkan bumi
Menggantikan bulan
yang sedari malam begitu menyesaki
Secangkir kopi tak lupa kau tawari
Kuiyakan dan kau tuang nampak begitu hati-hati

Kretek membumbung tinggi di langit-langit
Kutengok, kau terlihat begitu syahdu mencengkrama cermin dan bervariasi
Kubilang: "Sayang, aku menyukai wajahmu yang telanjang itu. Bahkan sebelum
sempat kau basahi sewaktu bangun tadi!"
Pipimu merona kemerahan
Senyum kau beri sesegera aku mengucap pamit

RilloPaduppai
Perbatasan Makassar-Gowa
04.30, November6-17

DELUSI & EKSPEKTASITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang