Katung mata tak merasa lelah. Kita bercinta di tempat tak sama. Digitalisasi romantisme terasa nyata. Paralelisasi menggiringku padamu, anjangsana.
Lini masa terlihat biasa. Rindu hadir menolak kebengisan jarak; memangkas sekat-sekat raya jalan; membekukan detak detik waktu; tengoki kita dalam swafoto saat itu-- juga kenang yang selalu menenangkan.
Kasihku, tempat keberpulanganku bermuara. Wadah segala rasa ter-renjana. Tidurlah, sambut aku dalam mimpimu hari ini. Jangan lupa, ceritakan padaku seromantis apa Tuan yang menyerupaiku dalam mimpimu.
RilloPaduppai
Makassar, Februari4-18
KAMU SEDANG MEMBACA
DELUSI & EKSPEKTASI
PoetrySang Imajiner tak pernah benar-benar ada. Ia tak hidup dalam apa yang manusia sebut realita. Betah berlama-lama dalam lubang pengharapan. Mengais kepeduliannya dalam mimpi-mimpi. Begitu nyata dalam sebuah paralelisasi. Begitu rajin menampakkan delus...