Rupamu umpama senja
Tempatku baik-baik menitip anjangsana
Menebar senyum penggugah bahagia
Puan, kapan kopi kita akan semeja?Hatimu ialah samudra
Tenggelam di dasarmu adalah anugerah
Menelaah dalammu segala cara
Sungguh, senyummu itu serapahSeutuhnya kau adalah rumah
Tempatku baik-baik ingin bermuara
Puan, sempatkanlah untuk bersua
Hingga akhirnya nanti kau dapat kuejaRilloPaduppai
Makassar, Agustus10-17
KAMU SEDANG MEMBACA
DELUSI & EKSPEKTASI
PoesíaSang Imajiner tak pernah benar-benar ada. Ia tak hidup dalam apa yang manusia sebut realita. Betah berlama-lama dalam lubang pengharapan. Mengais kepeduliannya dalam mimpi-mimpi. Begitu nyata dalam sebuah paralelisasi. Begitu rajin menampakkan delus...