DILEMA

320 26 51
                                    

/1/

Berlarian jatuh bangun
Mengejar yang tak tercapai
Merayakan ketidaksampaian
Bosan rasanya
Menerka dan dicampakkan berulang kali
Terulang lagi hingga nanti bosan lagi
Menengadah dalam hening
Sesekali mencipta geming
Ketiadaan
Ketidakadaan

Aku mencarimu lagi
Aku meraihmu nanti
Apa lagi setelah ini


/2/

Perlahan aku berdiam
“akankah kau berhenti berlari?”
Sekadar meregangkan kaki
Sekata meneguk sisa-sisa
Semangatmu yang berapi

Seakan kau semakin gemar
Mengoyak-koyak impianku
Meliangkan harapku di kakimu
Di liang yang satu
Kau jasadkan bahagiaku
“Mati kau!!!” Katamu
Mati kau seperti tak pernah hidup
Sama sekali

/3/

Aku menyepikan bahagiaku
Terlanjur jauh menyoroti yang tak mengingini sinar itu
Aku salah sepertinya

Sungguh sumringah
Hidupku dikacaukan sebuah harapan;memilikimu ialah
Ketidakpantasan
Bukan?

/4/

Seperti ungkapan itu
“Ada dan tiada—itulah soalnya” Aku begitu termangu
Meratapi kebahagiaanmu itu salah
Mengharapmu selalu tak lagi benar

Akan kulakukan sendiri
Usah menggurui, biar kujalani saja:

Akan kuliangkan harapanku yang dulu padamu
Akan kujasadkan bahagiaku yang dulu karenamu
Akan kukikis luka-luka itu menjadi benih kebahagiaan yang baru
Tak ada kamu
Tanpamu dan hanya ada aku

RilloPaduppai
Makassar, 30-10-2017

DELUSI & EKSPEKTASITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang