Berharapku kemudian
Tanggalkan segala sebab tak lagi bermuka
Murka kata seolah tak merasakan
Jiwa-jiwa serakah merangkak menuju muaraDi penghujung november kuberduka
Hujan datang malah memperkeruh suasana
Padamkan asa di ujung jelaga
Musnahkan segenap rasa yang kubibit atas nama cintaSerahlah kau Nona
Meski tak kau anggapku sebagai persona
Kau menjelma rintik yang kutampung dalam bejana
Dan iya, di penghujung november ada hati yang benar-benar berdukaRilloPaduppai
Gowa, November28-17
KAMU SEDANG MEMBACA
DELUSI & EKSPEKTASI
PoetrySang Imajiner tak pernah benar-benar ada. Ia tak hidup dalam apa yang manusia sebut realita. Betah berlama-lama dalam lubang pengharapan. Mengais kepeduliannya dalam mimpi-mimpi. Begitu nyata dalam sebuah paralelisasi. Begitu rajin menampakkan delus...