Terbujur kaku sendiri
Terdiam bersamaan dengan
hadirnya resah yang memekat jiwa yang hitam
Membias diri senantiasa menanti
regangnya hidup seorang pesakitanSampah di mana-mana. Menjijikkan
Distorsi ekspektasi meninggi
Egosentri menjulang tinggi
ke langit-langit semesta
Masihkah ingin berimaji?
Merayap ke sana sini, menutupi iritasi sepasang
mata lelah sendiriMenjejaki diri dalam aksara-aksara tak berarti
Lantunan sajak-sajak lemah pengobat pilu Balada seorang lelaki pesakitan
Lelaki dan hidupnya sendiriSaya tengah tidak baik-baik saja
Semakin lama makin melemah
Membelalak mata-mata merekaMencaci
MenghinaMengutuk si bocah pesakitan
Terhardik kutukan
Dipandang sebelah mata
Mencipta tawa sendiri-sendiriTak mengharap welas sesiapa
Gerimis jatuh di lumbung hatinya
Membasahi relung-relung tak kasat mata
Buyarkan asa yang ia pupuk sedari lama"Mati...
mati saja kau, dasar jelata!"RilloPaduppai
Makassar, November10-17
KAMU SEDANG MEMBACA
DELUSI & EKSPEKTASI
PoesiaSang Imajiner tak pernah benar-benar ada. Ia tak hidup dalam apa yang manusia sebut realita. Betah berlama-lama dalam lubang pengharapan. Mengais kepeduliannya dalam mimpi-mimpi. Begitu nyata dalam sebuah paralelisasi. Begitu rajin menampakkan delus...