Kau tengoklah sekitarmu dulu
Burung-burung riang bernyanyi, pohon-pohon melambai
mengsiasati semilir angin. Indah, bukan?Orang-orang datang lalu hilang
Hilang untuk diharapkan kembali pulang
Coba kautelaah kalimat itu
Telanjangkan pikiranmu. Jarah secukup khayal
yang kau liangkan dalam imaji itu,
di mana, seperti apa, kelak kita?Ruangkan sedikit waktumu. Dalam kurun menentu, berpendar meradang luka-luka
romantika, akankah begitu? Buyar, ilusi menegang
nyata terabai dalam hening yang melandai. Hanya tersisa pilu
mengetuk relung hati yang menolak dihuni. Kacau!Rillo Paduppai
Gowa, Desember10-17
KAMU SEDANG MEMBACA
DELUSI & EKSPEKTASI
PoésieSang Imajiner tak pernah benar-benar ada. Ia tak hidup dalam apa yang manusia sebut realita. Betah berlama-lama dalam lubang pengharapan. Mengais kepeduliannya dalam mimpi-mimpi. Begitu nyata dalam sebuah paralelisasi. Begitu rajin menampakkan delus...