Kau datang bersama setangkai mawar padaku
Senyumku mengumbar dan aku memulai kata: "Untukku?"
Katamu: "Tidak. Sebenarnya bukan untuk sesiapa!" Mataku gerimis,
aku mengais kesalahan
Teriak dalam keheningan
Kau kuludahi dalam mimpiAku pergi membawa keniscayaan
Melewati setapak lorong dan tak
sedikitpun menolehmu di belakang
Tetiba kau berteriak: "Jangan tinggalkan aku sendiri!!!" Sontak mengangetkanku
Aku berbalik menghampirimu kemudian
Kubilang: "Aku tidak meninggalkanmu. Aku
hanya ingin pulang dan berpikir. "Apa yang sebenarnya terjadi dengan
kita?" Kau membisu
Diam tak menolehku barang sedetikSuasana mendung saat itu. Aku
memelukmu erat
menggapai telingamu dan berbisik: "...Dan aku tak bisa memikirkan apa-apa saat aku menatapmu!"
Mencoba melepaskan diri dariku. Kau menunduk, berjalan mundur
perlahan-lahan. Pelan sekali.Lima detik terasa sangat lama. Kita berdua tak berbuat apa-apa
Kau diam, pikirmu kebenaran
Aku diam, menumbuhkan penyesalanLalu kau hilang, setelahnya
RilloPaduppai
Makassar, November5-17
KAMU SEDANG MEMBACA
DELUSI & EKSPEKTASI
PoetrySang Imajiner tak pernah benar-benar ada. Ia tak hidup dalam apa yang manusia sebut realita. Betah berlama-lama dalam lubang pengharapan. Mengais kepeduliannya dalam mimpi-mimpi. Begitu nyata dalam sebuah paralelisasi. Begitu rajin menampakkan delus...