"Suga."
Singkat, padat dan jelas. Jimin angguk kepala sekilas, "Sugar?"
Mereka jabatan tangan hanya sekitar 3 detik. Gak lebih. Gak sengaja dilamain pula.
Tapi kan kata orang, 3 detik bisa bikin jatuh cinta. Mungkin berlaku untuk Park Jimin. Tapi dianya masih berkilah, dalam hati.
"Jadi, beli kopi atau nggak?"
"Iya, beli. Mocha machiato ya."
"Ditunggu."
Dan Suga bahkan melenggang pergi, Jimin masih diam ditempat yang sama.
Tapi sayang, yang antar mochanya bukan Suga. Dan nyaris setengah hari menjelang tengah malam; Jimin duduk disana, betah sekali.
Ambil kamera, lalu jepretan mug putih yang kosong dengan background cafe malam hari.
Namanya Suga ya.
;
"Bro, sadar?"
Jimin bungkam total, rasanya nyawa melayang kemana. Bahkan tangan betah pegang pensil diatas kertas gambar yang dan gak bergerak sama sekali.
Taehyung, si sohib cuma hela nafas, "Kacang mulu daritadi. Sehat lo?"
"Gak sehat."
"Sakit? Ngapain juga ambil klub hari ini,"
"Lagi jatuh cinta."
Tiga kata, satu kalimat. Dan Taehyung cengo pas.
"Hah?"
"Ah, gak jatuh cinta. Masih terpesona."
Semakin bingung, Taehyung beralih ambil kursi dan duduk disamping Jimin. Mukanya mulai berkerut serius.
"Jim, lo jatuh cinta?"
"Ya. Rasanya."
"Dan dia buat lo gak gambar hari ini?"
"Mungkin,"
"Hm,"
Taehyung bergumam panjang sekali, bahkan pundak Jimin ditepuk tanda akrabkan diri. Tapi Jimin lemas, gak bereaksi apapun.
"Jadi, nasehat sebagai sohib yang baik. Gue bilang, ambil dia. Jadikan hak milik. Paten."
Taehyung bijak sekali lagi, dan Jimin rasanya ditelan hipnotis.
;
"Dateng lagi?"
"Iya, biru kan penyejuk mata."
Jimin senyum sekilas, dia mendekat sambil masukin tangannya ke kantong. Kamera seperti biasa disampirkan di bahu.
Dan Suga hela nafasnya sedikit sambil mendecih, surai biru diponi sedikit ditiup."Mocha lagi?"
"Americano. Hari ini mau yang pahit,"
"Oh, penikmat pahit ya."
"Ya, pahitnya hidup."
Suga gelengin kepala sekilas, dia tarik tangan Jimin; ini yang dipegang bagian lengan bisepnya Jimin. Bahkan cuma kain bajunya doang, tapi Jimin rasanya mau meledak.
Meledak kikuk. Gila.
"Duduk disini, tunggu."
Sebelum Suga melenggang pergi, tangannya reflek dipegang Jimin dan langkahnya berhenti.
"Nanti kamu yang antar, jangan orang lain."
"Sesukaku. Aku yang punya cafe."
ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ
Semuanya serba sukasukasukauska