Memulai.

9.7K 2K 65
                                    













"Bagus,"

Jimin terdiam sambil meminum mocca dari mug putihnya pelan, memperhatikan Suga yang tangannya sibuk membalikkan beberapa lembar kertas gambar yang telah dicoret tinta dan cat air.

Komentar singkat, bagus. Bahkan biasanya dia menerima pujian yang jauh lebih panjang dan meyakinkan akan seni, tapi kata sesingkat itu pengaruhnya luar biasa ya.

"Suka gambarnya?"

Suga mengangguk, tersenyum tipis sekali. Rambut birunya sedikit disibak kebelakang, menampilkan dahi putih pucatnya yang bersih sekali.

Sialan, Suga nyaris tanpa cacat. Seluruhnya total putih bersih dan herannya bibir ranum merah muda ituㅡ wah, Jimin pemandangannya kemana-mana.

"Lo suka biru?"

Pertanyaan Suga santai dan gamblang, Jimin bungkam dan memilih senyum tertahan.
"Mungkin? Coba tebak,"

"Bisa jadi, dominan cat air warna biru."

"Terus spekulasimu aku suka biru?"

"Ya,"

"Tepat sekali,"


Entah, kata-kata tepat dari Jimin gak disangka bisa punya dua makna.

Disini Suga masih datar ekspresinya, tapi pikiran mulai berkecamuk dan bersambung ke hal-hal yang gak dia duga sama sekali.












;

"Seperti biasa hujan,"

"November, memang musimnya,"

"Tau apa soal musim?"

"Jimin pelajar setia geografi,"

Jimin ketawa sama perkataannya sendiri, Suga balasnya dengan mendecih. Majalah lama dipakai pukul sekilas paha Jimin yang gak jauh dari posisinya.

"Lalu? Mau disini berapa lama?"

"Dua jam lagi, hujan gak berhenti mungkin tidur disini,"

"Oh, kamar diatas?"

Suga mengangguk, potong cheesecake yang diantar salah satu pegawainya tadi.  Ditusuk garpu rapi sekali, lalu dimakan santai dan tolong ini gerak-geriknya diperhatikan total sama Park Jimin.

"Liat terus begitu matamu lepas,"

Jimin sedikit kelabakan, lalu pandangannya beralih kearah lain. Suga sadar telak Jimin ngapain, dan tawa kecilnya gak bisa dia sembunyikan seperti biasa.



Dan senyuman Suga mulai jadi alasan Jimin jatuh cinta selain biru.








;

"Ikut pulang?"

Jimin bangun dari tempat duduknya, hujan ternyata berhenti tiga puluh menit sebelum dua jam.

Suga bergumam sebagai jawaban, ikut beranjak dari tempat duduk dan beralih tarik lengan coat hitam Jimin menuju ruang belakang.

"? Mau kemana?"

"Ambil tas,"

"Oh, gak mau aku tinggal?"

"Emang mau tinggal?"

"Gak sih,"

"Yasudah, ikut sini."

Dan Jimin ketawa kecil karena birunya berubah gelagapan yang disadari.

Lucu, Jimin bisa dibilang dapet jackpot gak?
















ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ
Suka banget w panggil suga.
Hadu.
Suka bgt.

Charm ㅡpjm x mygTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang