Berpikir sejenak, ada yang salah disini. Kursi pojok kosong, mug putih masih tertata rapi ditempatnya. Nampan habis terpakai pelayan lain dan Suga tidak ada niat menyisakan satu.
Biasanya kan satu nampan disimpan untuk alas mug putih dengan mocha hangat didalamnya.
Suga menyibukkan diri, tidak ada handphone. Insiden tenggelam dalam wastafel dan Suga tidak ada niat untuk beli baruㅡsebenarnya juga untuk menghindar.
Semalam, Jimin pergi kan? Tanpa ucapan apapun, melenggang begitu saja dan menjauh tanpa menoleh sedikitpun kebelakang.
Kontak pun gak ada, sampai saat ini. Dari pagi Suga menjalani rutinitas seperti biasa. Keluar dari apartemen dengan baju rapi, melewati angka lantai kamar Jimin langsung menuju lobi.
Dan kemari dengan bus. Belum lewat dua puluh empat jam rutinitas sendirian dilewati. Tapi bahkan segalanya dirasa jauh berbeda.
"Galau?"
Hoseok, cowok lebih muda setahun yang ambil posisi barista kedua. Rambut merah menyala yang kontras dengan kulit sedikit kecoklatan.
Tatap Suga jengah sambil menyender pada meja bar, "Sok marah sih kemarinan,"
"Siapa yang marah?" Suga sengit, beralih mengusap meja bar dengan lap. Padahal bersih, kan.
"Lo lah, gila,"
"Ngapain tau?"
"Kedengeran, bodo. Gue ambil shift malam kemarin,"
"Oh,"
"Jimin mulu sih lo, temen ada disini mana dia sadar."
Suga merengut, gak menjawab sarkatis Hoseok. Cowok itu bahkan berdecak, menyibak poni merahnya dibiarkan terbelah dua,
"Jadi berantem karena foto?"
"Gak usah tau,"
"Iya, privasi lo kok. Tapi kepo,"
Biru mendengus pelan, mengambil toples biji kopi dan dibuka tutup. Sekilas terlihat gabut mati, Hoseok memperhatikan prihatin,
"Cerita, Yoongi."
"Bukan masalah foto kok, sekedar gue tanya kejujuran dia."
Hoseok membulatkan bibir, angguk sekilas mengerti. Suga dihalusin dulu baru mau begini, terlihat sahabat manisnya ini banyak pikiran.
"Jujur soal apa? Dia ngapain?"
"Waktu itu dia ada, Hos. Harusnya dia muncul, kan?"
Terkekeh, Hoseok menepuk tangannya sekali. "Muncul waktu lo jalan berdua sama si cinta pertama?"
"Udah hilang rasa, gak ada urusan kesana."
"Jelas ada urusan, kalo lo diposisi Jimin."
Suga bungkam, menatap Hoseok yang tersenyum cerah.
"Yoongi, lo tau kan rasa yang begitu?"
Hoseok menepuk pipi Suga sekilas, "Disini bukan urusan gak mau muncul atau bukan. Tapi urusan hati bisa menghadapi pacar dengan cinta pertama atau nggak."
Masih diam? Suga mendengarkan dan mencerna di otak. Gemas, kakak lebih tua setahun yang manis ini memang payah urusan cinta.
Geli sendiri kalau ingat Hoseok bertemu Suga dalam keadaan manis itu tersirat semburat malu. Merah telak, dibagian pipi.