Titik

9.1K 2K 115
                                    














"Kukira kenapa, ada orang basah-basahan didepan pintu,"

Jimin jalan santai sambil aduk pelan teh hangatnya, melangkah mendekati sofa. Lalu duduk disamping orang yang sibuk mengeringkan rambut birunya.

"Sorry, password kamar error,"

Suga mendecih, biarin handuk kecil yang menutup kepalanya. Jimin ketawa sebentar,

"Kasihan, kamu apain pintunya?"

"Lo gak ngerti ya diem,"

"Ya, diem aku. Lepas sekarang bajuku."

Merengut, Suga yang beralih bungkam sambil minum teh hangatnya. Tadi dikasi Jimin, dan rasanya suhu badannya reflek menghangat apalagi tadi terobos hujan.

Kenapa lepas baju?

Suga lagi pakai bajunya Jimin. Baju putih lengan panjang yang memang oversized, tambah celana kain warna coklat yang sependek paha.

"Bajuku basah semua, aku telanjang didepan lo nanti,"

"Boleh sih. Lumayan, seni."

"Enak di lo."

Jimin senyum tipis, "Kalo gak enak, mau emang telanjang?"

"Tergantung mood?" Suga disini celetuk sembarangan,

"Dasar biru penggoda,"

Jimin terkekeh karena Suga beralih ambil bantal sofa dan ancang-ancang memukul manusia disampingnya.

"Oke, maaf bercanda,"

"Gak lucu,"

"Iya gak usah marah, bercanda."

Suga beralih tatap, dan mereka saling tatap untuk waktu yang lama. Nyaris beberapa detik, tapi Suga mengalihkan pandangan duluan,

Pandangannya kesana kemari, keliling diruangannya Jimin. Apartemen bersih dan hangat sekali. Didominasi warna cream. Beda sama tempatnya sendiri.

"Studiomu dimana?"

"Asik, panggilan kamu nih sekarang?"

Jimin benerin posisi duduknya, senderan lebih santai di sofanya. Kaki dilipat rapi diatas paha, mata memperhatikan birunya yang duduk sedikit menjauhkan diri.

Bahasanya ya, menjauhkan diri.

"Lebih gampang."

"Iya, panggil aku Jimin,"

"Jimin?"

"Ya,"

Jimin diluar wajahnya sangat santai, tersenyum ramah seperti biasa dan gak membuat tamu di apartemennya ini gak nyaman.

Padahal didalam hati berbangsat diri, Suga memang total putih bersih. Bahkan merambat matanya kearah paha.

"Bajunya bagus. Kasih aku,"

Suga celetuk santai sabil goyangin lengan panjang putih yang menutupi tangannya, kepanjangan lengan baju. Jimin sedikit miringin kepalanya, "Apa?"

"Baju putihnya bagus. Kasih aku,"

"Oh? Kenapa?"

"Aku bilang bagus,"

"Tapi itu bekasku. Bisa aku beliinㅡ"

"Aku maunya yang ini,"

"Oㅡkay?"

Jimin tanda tanya besar, dia yang suka tapi rasanya ada keterbalikan perilaku. Gak mau berpikir aneh kan, Jimin cuma iyain dan rasanya gugup seketika.

Suga minta bajunya, dan baru sadar birunya mulai berani.

Ya memang dasarnya Suga gak peduli apapun kan, mungkin karena memang suka bajunya. Disini Jimin mau pikir positif, gak kemana-mana.

Dan gak berekspetasi lebih.

"Jam berapa sekarang?"

"Ah? Apa?"

"Jam berapa sekarang, Jimin."

Jimin agak gelagapan sendiri, Suga memperhatikan. Dan matanya melirik kearah handphone.

"Jam dua siang,"

"Oh, waktunya tidur siang." Suga beralih minum teh hangat dari mugnya sekali lagi,

Disini Jimin sedikit membulatkan bibirnya sendiri,

"Punya waktu tidur siang juga?"

"Retorik. Semua orang juga punya,"

"Bukan gitu. Di cafe jam segini biasanya juga kamu berkeliaran."

"Tau darimana?"

"Jam segini jam makan siang danㅡya, begitu."

Suga mengernyit sejenak, lalu wajah datarnya dipasang lagi. Perubahan wajah yang terjadi selama beberapa detik, kagum sedikit Park Jimin sama biru kesukaannya ini.

Click,

Ambil kamera diatas meja tengah, lalu shoot foto mengarah Suga dengan background apartemennya sendiri.

"Ngapain foto aku?"

Mugnya ditaruh diatas meja tengah, Suga beralih tatap Jimin yang  terkekeh sambil zoom in zoom out foto baru dikameranya.

"Udah pernah aku bilang kan, kamu seni."









Baru Suga sadar, kata-kata seni memang kedengarannya indah.

Dan telinganya memerah, sedikit.














;

Kronologisnya,

Basah kuyup dengan mantel coklat yang menyerap air, Suga berdiri didepan kamar nomor 213 dan tangannya mengambang ragu.

Beralih tekan bel, dan pintu terbuka.

"Oh, Suga?"

Hatinya rasanya hangat seketika. Hehe.













ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ
Mendung terus setiap hari. Kapan cerahnya seperti hati.

Woiz.

Charm ㅡpjm x mygTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang