Tiduran, terlentang. Handphone didepan muka, dan posisi ada dilantai.
Freenlacer, fotogafer kosong project, Park Jimin.
Iya, ini dia pacar baru Min Suga, pemilik cafe pojokkan kota. Akhir bulan, pasti begini. Entah karena menikmati hari malas, atau sumpah mati memang malas.
Pintu apartemen terbuka, Jimin cuma mendongak dari posisinya yang tiduran menghadap pintu keluar. Ada kaki melangkah mendekat, begitu hadap keatas, ada manusia rambut biru yang reflek membuat senyumnya merekah.
Kenapa bisa masuk? Ada chatting, password ulang tahun Park Jimin.
"Gak punya ranjang?"
"Punya,"
"Terus ngapain disini?"
"Gak ada kerjaan. Kalender bawah papan sudah ditanda rapi, tuh."
Suga, pastinya. Menoleh kearah kalender yang dimaksud. Memperhatikan semua kolom yang ditandai silang dengan spidol merah.
"Ada kolom warna paling merah, bentuknya kenapa lingkaran?"
Jimin beralih tiduran hadap samping, kearah televisi.
"Hari jadian, kemarin kan?"
Ohya, baru sadar ini memang pacar. Suga mendecih dan Jimin bangun dari posisinya, berdiri menghadap pacar baru. Lalu pasang senyuman manisnya seperti biasa,
"Gak buka cafe hari ini?"
"Tanggal merah, dari pagi aku dikamar."
"Ah, kenapa gak dari pagi kesini?"
"Kamu gak minta, Jimin."
Jimin mencebik, ambil kedua tangan pacarnya itu dan dicium gemas. Suga risih, maunya menghindar tapi beralih Jimin mendekat; peluk badannya erat sekali.
"Jimin,"
"Hm?" Gak ada rasa gugup seperti beberapa jam setelah pacaran, tapi hati meledak senang karena Suga gak menolak pelukan.
"Sesak, panas. Jangan peluk,"
"Maunya peluk."
"Jimin,"
"Iya, Suga,"
Mengalah, Suga membiarkan Jimin betah sama pelukannya mereka berdua. Padahal ada diruang tengah, tapi rasanya pelukan ditempat spesial.
Gak apa, lucu. Suga mulai suka dan terbiasa?
;
"Tadi, Taehyung cerita katanya punya pacar itu susah,"
"Siapa Taehyung?"
"Sohib. Bukan tipe, jangan cemburu."
Suga geleng kepalanya pelan, gigit satu slice roti yang dibawanya dari cafe. Dua kopi hitam di mug putih tertata rapi diatas meja ruang tengah.
"Siapa juga yang cemburu,"
"Siapa tau, dia bilang pacarnya cemburuan."
"Aku percaya Jimin,"
Tiga kata, Jimin sukses rasanya meledak bahagia. Matanya dipejamkan sekilas dan menggeram yes! Sambil mengepalkan tangan, Suga memperhatikan. Lalu senyum sedikit,
"Oh, Jimin. Ada yang mau aku bilang,"
"Apa?"
Jimin sedikit mendekat, posisi duduk bersila kaki yang kedua lutut mereka menempel.
"Nama asli bukan Suga."
"Lalu?"
"Min Yoongi,"
"Yoongi? Manisnya,"
Gamblang seperti biasa, Jimin pasang senyuman kecil dan Suga sedikit mengalihkan pandangan.
"Tapi, masih suka kupanggil Suga,"
"Ya, silakan. Sekedar informasi,"
"Informasi pacar baru ya, Yoongi."
"Ya halo, pacar baru."
Jimin terkekeh sedikit merah dibagian telinga, Suga begitu. Sedikit tersenyum kecil karena merasa manis, tapi beralih diam begitu Jimin mendekat sekali lagi,
Pundak dirangkul, nafas hangat Jimin terasa dibagian pucuk kepala,
"Setelah aku peluk begini, kalo kebablasan aku cium, silakan pukul,"
Suga reflek terkekeh, tangan Jimin beralih turun rangkul pinggangnya, "Kenapa pukul?"
"Kan biasanya bibir jadi candu, siapa tau gak suka sensasi rokok."
"Mint kan? Suka kok,"
Sialan, Suga lugas sekali seperti biasa. Jimin senjata makan tuan, niatnya manis dibalas lebih manis. Sekedar bilang suka tapi bahkan belum ciuman, mati aja.
"Aku cium kamu sekarang, suka mint kan?"
"Ya, soalnya yang mint itu Jimin."
"Suga, jangan manis gitu,"
"Apa manis?"
Jimin merana merasa saking manisnya, merengut sekilas sebelum mendekat.
Pipip
BRAK!"JIM! GUE MINTA PENJELASAN LO SOAL PACARㅡoh?"
Kim Taehyung, bangst.
ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ
HAHAHAHAHAHA AYO BELI MCD CONE
(Kabur)