Pagi hari

10K 2K 164
                                    














Jimin bangun tidur dengan perasaan bahagia dua kali lipat dari biasanya. Dengan wajah bengkak khas ranjang, rambut acak, pintu balkon apartemennya dibuka.

Hawa dingin bulan November karena musim gugur, dan pagi yang mendung.

Wah, tidak cerah sesuai hati Park Jimin.

Ya, untuk soal kenapa dia bahagia. Masih ingat kan semalam apa?

Chatting, sesimple itu.

Jimin sedikit mendongak, senderan
dipinggiran balkon dan menyalakan pematik api untuk rokoknya. Dijepit diujung bibir, kebiasaan dari awal.

Hari ini ada jadwal pemotretan, rasanya melangkah ambil handuk untuk mandi juga malas sekali. Terlalu senang sekalian tersenyum seperti orang bodoh.


Jatuh cintanya Park Jimin ternyata begini.












;

"Jatuh cinta?"

"Nggak, belum."

Taehyung mencibir, jawaban Jimin soal belum kan terlihat telak itu bohong sekali. Apalagi gerakan tangan Jimin mengatur kameranya cukup aneh dan tidak teratur.

Tidak fokus, idiot sekali. Park Jimin yang menggebu-gebu karena pemotretan biasanya seketika hilang.

Oh, disini Taehyung berfokus pada kegiatan desainer. Penata gaya untuk model dan menyenangkan hati Jimin sebagai fotografer freelance.


"Pake warna biru,"

"Hah?"

"Warna biru,"

"Apaan, biru tidak nyambung sama tema. Fokus anjing,"


Kepala Jimin bahkan ditepuk belakangnya cukup kuat, Jimin reflek ketawa. "Ya wajar, sohib lo lagi jatuh cinㅡ"

"Katanya belum?"

"Ya, belum memang."

"Apanya? Lo telak jatuh cintanya keterlaluan,"

"Sst, urus pacar lo sendiri,"

Taehyung mendelik, reflek kakinya menendang pantat si sohib cukup kuat, ada bunyi bedebam dan ringisan kuat dari Park Jimin.

Dan suasana pemotretan hari ini cukup ramai.









;

Shoot pertama,

'Coba aja warnanya biru,'

Shoot kedua,

'Ck, classic dan biru memang pas kan. Taehyung bodo,'

Shoot ketiga,

'Coba Suga yang begini...'


Dan Jimin jadi orang gila. Kepalanya dipukul dengan tangannya sendiri, sedikit tampar pipinya memerah. Bodo, sumpah bodo.

Model setengah telanjang dengan rambut coklat memanjang sepunggung itu pasang pose sedatar mungkin memanfatkan kain sutra transparan.


Lalu terbayang, Suga.

Gila, Jimin pikirannya mulai kemana-mana.








;

"Hai,"

"Oh, hai,"

Suga membalas sapaan gamblang, Jimin reflek senyumannya mengembang. Tas kamera disampirkan di bahu, berdiri didepan etalase cake yang menarik perhatian.

"Wow, cakenya baru semua?"

"Ya, suka cake?"


Sukanya kamu,

Dalam hati kok, Jimin beralih pasang senyumannya lagi seperti biasa.

"Boleh sih, kamu yang antar."


Kamu toh?

"Pilih dulu, aku gak tau apa yang lo suka,"

"Black forest cukup,"

"Oke, ditunggu."



Dan Suga bahkan gak bertanya Jimin mau kopi apa, yang jelas mug putih dengan mocca machiato hangat terletak rapi diatas nampan.












ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ

Nampan ya namanya?
Alas buat bawa makanan yang biasa dibawa waitrees(?)
Au.

Charm ㅡpjm x mygTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang