Awal bulan baru, pacar baru.
Jimin senyum sendiri begitu balik kalender yang tergantung dibawah papan, handuk diatas kepala tanda baru saja mandi, dan wangi maskulin karena body soap rekomendasi Taehyung, lengkap.
Semalam, Suga pulang setelah insiden ciuman. Wajah keduanya sempat memerah dan kikuk karena gak saling bicara, tapi berakhir hal itu pecah sendiri karena Jimin membuka percakapan seperti biasa.
Lalu lagi-lagi lift jadi tempat perpisahan.
Jimin ambil handphonenya sendiri, shoot kamera handphonenya kearah kalender yang terbuka rapi.
Satu foto pertama bulan Desember, foto kalender yang jadi saksi hari kedua hubungan mereka mulai berjalan.
Ais.
;
Mantel hitam dengan bulu khas dipinggiran tudungnya jadi pelengkap outfit Suga hari ini, rambut birunya dibiarkan lurus seperti biasa.
Mengikat tali sepatu, lalu berdiri didepan cermin sebentar.
'Suka biru?'
'Ya, tepat sekali,'
Suara Jimin seolah terngiang, khas remaja kasmaran meskipun lewat masanya Suga sedikit tersenyum. Wajah putih pucatnya manis sekali, berubah merah dibagian pipi.
Ah, kasmaran.
;
Pintu apartemen terbuka dan Suga nyaris terkesiap.
Seseorang dengan mantel coklat tua berdiri didepan pintuㅡ menyender ditembok dengan rambut hitam legam sudah disisir rapi terbelah dua dibagian poni dan sebagai ciri khas; ada tas kamera tersampir rapi dibagian bahu kanan.
"Halo, pacar?"
Suara yang manis dan jadi daya tarik, Suga mendengus sekilas.
"Cocok penguntit, pagi-pagi didepan rumah orang,"
Jimin yang jadi tersangka reflek terkekeh sekilas, "Ya maaf, ngomong-ngomong ini pagi menjelang siang."
"Terserah, ngapain kesini? Bisa chat kan,"
"Handphone mati, sori," Jimin menggoyangkan sekilas handphone hitamnya disamping wajah lalu masuk ke kantong lagi,
"Oke, bebas." Suga memasukkan tangan kedalam mantel hitamnya, tapi diam sebentar begitu Jimin mengulurkan tangan kedepannya,
"Apa?"
"Pegangan tangan?"
"Dingin, Jimin,"
"Gampang, tanganku hangat,"
"Dusta,"
"Masih bagus daripada pembual, ayo sini,"
Jimin sedikit menggerakkan tangannya, Suga mengalah, mengeluarkan tangan yang nyaman tadinya dikantong menyambut uluran tangan Jimin.
Senyuman merekah, Jimin genggam tangan putih pucat itu halus, dimasukkan kedalam kantong mantelnya.
"Hari ini Suga ke cafe?"
"Ya, rencana buka untuk waktu makan siang,"
"Oke,"
Suga nyaris risih; Jimin acak rambut birunya halus dengan sebelah tangan yang bebas.
Tapi genggaman tangan yang mengerat didalam kantong mantel Jimin membuat hati juga ikut sedikit hangat.
ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ
🎼Love Letter - InfiniteI miss them suddenly huehue.
Oya happy lunch time♡