Plisss..... Ada beberapa adegan panas yang mungkin akan membuat kalian merasa gimana gitu. Jadi saya sarankan, readers di bawah 18 thn atau belum tahu ttg hal yang berbau 'itu'. JANGAN MEMBACA. Terima Kasih atas perhatiannya.... Maaf typo.
.
.
.
.
.
.Dear....
❤
❤
❤
❤
❤
❤Happy Reading...
❤
❤
❤
❤
❤
❤
❤~ 21.00 KST
Pekerjaan hari ini akhirnya selesai. Karena pengunjung yang tak seramai biasanya. Akhirnya restoran lebih awal tutup.
Jieun keluar dari Restoran. Kali ini ia akan menjadi yang pertama pulang. Karena tampaknya kawan-kawan seperjuangannya bekerja. Malam ini akan merayakan ulang tahun Changmin sunbae. Ingin sekali Jieun ikut merayakannya. Tapi sayangnya ia tak bisa. Ia takut jika telat pulang akan mendapat mata elang Sehun. Hih... Mengerikan.
Disela langkah kakinya yang bergerak santai. Sesekali ia berubah seolah menjadi orang gila yang bermonolog dengan entah siapa. Itu pemikiran orang lain, tapi kenyataannya ia sedang berbicara dengan nyawa mungil didalam rahimnya. Yah, bayinya. Entah sejak kapan ia mulai merasa seperti orang gila jika sedang asik memanjakan makhluk yang mungkin belum berwujud itu.
"My Dear.... " ucap Jieun lembut sambil mengelus perutnya yang masih rata tsb. "Sedang apa kau didalam sana? Kapan kau akan lahir ke dunia ini? Eomma sudah tak sabar melihat wajahmu. Jika kau namja, pasti kau akan sangat tampan seperti appamu. Dan jika kau yeoja, pasti akan cantik seperti eomma. Iya kaan? " Jieun bermonolog riang.
"Huft.... Kenapa aku jadi sangat menginginkan bubble tea ya??? Huah, nak.... Apa kau mau bubble tea? "
Gadis itu mengelus-elus perutnya sambil senyum-senyum tak jelas.
"Eomma rindu appamu nak.... Kenapa rasanya aku ingin sekali memeluknya dan menciumnya yaa? " Jieun mulai resah.
"Kau terlalu over untuk meminta itu sayang. "Omel Jieun tiba-tiba sambil mengamati perutnya sendiri.
Puas mengoceh tak jelas. Jieun langsung masuk kedalam bus yang sama-sama baru tiba sepertinya di halte. Ia memilih tempat duduk di dekat jendela.
Perjalanan menuju rumah menghabiskan waktu sekitar 20 menit. Bus pun berhenti di halte terdekat dari rumah. Jieun keluar dari bus itu dan lekas bergegas menuju ke rumah. Mungkin sekitar 5 menit saja untuk sampai
Baru saja Jieun keluar dari bus. Ia merasa ada yang mengawasinya sejak tadi. Memang ia sudah merasakan hal itu sejak berada di dalam bus. Tapi ia tepis pikiran itu, mungkin hanya perasaannya saja. Hingga akhirnya, ia mulai cemas. Karena sendari tadi ia menyadari bahwa ada seseorang yang terus mengikutinya.
Seorang pria misterius dengan memakai jaket yang sangat besar, bertopi dan bermasker. Pria itu adalah orang yang ada di dalam bus tadi. Tepatnya duduk di bangku paling belakang pojok. Dan mulai dari situlah Jieun mulai merasa selalu diawasi.
Jieun mempercepat langkahnya sambil memeluk erat perutnya. Sesekali ia menoleh kebelakang, dan benar. Pria itu mengikutinya. Buktinya pria itu juga mempercepat langkahnya kala mengetahui Jieun berjalan lebih cepat. Keringat dingin mulai bercucuran dari plipisnya.
"Oh Tuhan, aku mohon jangan biarkan hal yang buruk terjadi padaku ataupun bayiku. Kumohon... " batin Jieun berdoa penuh kekhawatiran.
Gadis itu kembali menoleh kebelakang. Tiba-tiba saja ia melihat pria itu menatapnya dengan tatapan tajam. Nyali Jieun mulai menciut dan lebih menciut lagi kala melihat pria itu mengeluarkan sebuah pisau dari saku jaketnya. Ketakutan semakin menjamahinya. Langkah pria itu semakin lebar. Jieun pun ketakutan dan lekas menambah kecepatan langkahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR ( Sehun + IU ff ) [Season 2 END]
Fanficketika seorang Oh Sehun si siswa cerdas harus bertanggung jawab atas kesalahan yang di sengaja oleh musuhnya dan Lee Jieun si cantik yang mandiri harus merelakan semua impiannya demi kesalahan yang tak pernah ia perbuat. Akankah Cinta Tumbuh di ant...