(12) Dear...

1.7K 153 53
                                    

Dear

.
.
.
.
.
.
.

Happy Reading...

.
.
.
.
.
.
.

Sehun masih terus mencari Jieun. Awalnya ia mencari keberadaan Jieun ke rumah kost. Tapi hasilnya nol, rumah kosong. Lalu ke restoran, dan tak ada pula. Ia mengelilingi hampir kota Seoul. Tapi tak dapat ia temui. Kehilangan Jieun bagaikan kehilangan separuh jiwanya. Ia benar-benar frustasi kala tak bisa mendapatkan keberadaan Jieun. Bahkan ia sendiri tak tahu bagaimana dengan kondisi Jieun dan juga calon bayinya saat ini.

Sehun mengacak rambutnya dengan kasar. Seumur-umur ia belum pernah menghadapi hal semacam ini. Seorang Oh Sehun frustasi karena seorang wanita. Yah, itu bukanlah tipe dari pria dingin sepertinya. Bahkan ketika ia putus dengan Sohyun waktu itu, rasanya tak seperti saat ini. Apa mungkin karena ia ada hubungannya dengan calon bayinya? Yah entahlah.

Hari semakin senja, harus kemana lagi Sehun mencari wanita itu. Bahkan karena wanita itu, otak Sehun sama sekali tak bisa di andalkan. Pasti selalu begitu, otak geniusnya akan kalah jika sudah urusan hati. Hingga ketika ia mulai putus asa, sebuah kilat ingatan menghampirinya.

"Sungai Han... "

Seklebat ingatan saat waktu itu ia bersama Jieun. Yah, waktu itu memang Jieun bilang kalau sungai Han adalah tempat favoritenya jika sedang sedih. Dan bodohnya, Sehun belum kesana, padahal sudah hampir seSeoul ia kelilingi. Bodoh, ya memang ia bodoh jika urusan perasaan.

Tanpa pikir lama, pria itu langsung mengarahkan motor nya menuju Sungai Han, tempat favorite Jieun.

• 16.30 KST

Sekitar 30 menit perjalanan. Akhirnya Sehun pun sampai di tujuannya. Ia memarkirkan motornya dan mulai menelusuri pesisir Sungai Han, yang biasanya Jieun datangi. Hingga akhirnya, setelah 2 menit mencari. Ia mendapati sosok yang sendiri tadi membuatnya uring-uringan.

Jieun tampak duduk di undakan tangga kecil dengan menghadap Sungai Han. Perlahan Sehun pun mendekatinya. Ia datang dari arah belakang Jieun saat ini. Namun, 3 langkah sebelum ia sampai di dekat Jieun. Langkahnya terhenti kala mendengarkan ocehan Jieun sendiri.

"Hikss... Mianhae eomma, appa, hikss... Aku tak bisa membuat kalian bahagia di atas sana. Hikss.. Pasti kalian sangat kecewa padaku. Hikss... Jieun memang bodoh, Jieun tak bisa membuat kalian bangga melainkan hanya bisa membuat kalian malu. Hikss... Hikss... Mianhae eomma, appa... "

Sehun memejapkan matanya sejenak. Curhatan Jieun itu sedikit membuat Sehun sesak. Entahlah, tapi hal itu yang ia rasakan saat ini.

"Aku menyayangi kalian... Hikss, tapi aku juga menyayangi bayi ini... Hikss, bagaimana pun juga bayi ini adalah darah dagingku. Aku tak bisa membunuhnya. Hikss... Aku mencintainya. Hikss... "

Mata Sehun mulai memanas. Perasaannya saat ini terasa sangat lemah kala mendengar curhatan dari Jieun. Menangis, adalah pantangan untuk Sehun. Tapi entah yang terjadi, setiap menyangkut tentang Jieun, ia bisa meneteskan air mata.

"Hikss... Aku bersyukur, hikss... Ayah dari bayi ini mau bertanggung jawab. Hikss... Tapi aku takut, aku takut membuatnya susah... Hikss... Dia selalu hidup bahagia, aku takut dengan kehadiranku, bisa membuatnya kebahagiaannya hilang... Hikss... Eomma appa, apa yang harus Jieun lakukan? Hidup Jieun sudah hancur, dan Jieun tak ingin membuat hidup Sehun juga hancur. Hikss.... Hikss... Jieun tak ingin dia menderita hanya karena Jieun dan bayi Jieun. Hikss.... Tapi Jieun tak bisa pergi begitu saja ikut dengan kalian. Karena hal itu akan menyakiti bayi ini. Mungkin kah Jieun pergi dari kehidupan Oh Sehun dan merawat bayi ini sendirian? Hikss... Mungkin itu jalan yang terbaik. "

DEAR ( Sehun + IU ff ) [Season 2 END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang