Part 1. A Boy

1.5K 50 0
                                    

2 tahun kemudian...

Bruk!

"Aduh , gimana sih?! Main nabrak-nabrak segala! ." dengan segera cowok tersebut memungut buku-bukunya yang terjatuh. Tapi gadis itu tidak berniat membantunya dan malah lebih memilih meninggalkannya.

"Woy! Lo ga bantuin gue? Kan elo juga nabrak gue tadi." Gadis itu tetap berjalan tanpa menoleh kebelakang sedikit pun.

Setelah selesai memungut buku-bukunya, cowok tadi berlari mengejar cewek yang bertabrakan dengannya tadi.

"Woy! Main pergi aja. Ga bantuin gue mungut buku-buku gue tadi." tapi masih tidak ada balasan dari cewek itu. Ditoleh pun, enggak.

"Woy cewek! Gue bicara sama lo ya!" masih tidak ada tanggapan.

"Udah ga merasa bersalah jatuhin buku gue, main pergi aja."

Seketika cewek itu berhenti dan menatap cowok yang lebih tinggi darinya itu dengan wajah datarnya. Otomatis cowok itu juga ikutan berhenti.

"Mau bilang apa lo?" tanyanya dingin.

"Ck! Gue udah bilang daritadi kali! Kalo elo main pergi aja tanpa bantuin gue sedikit pun. Padahal elo tadi nabrak gue."

"Maaf ya, sepertinya terbalik. Elo salah kalo elo marah sama gue. Seharusnya gue yang marah sama elo, siapa tadi yang main hp dijalan tanpa memandang kedepan? Tapi gue lebih milih diam dan langsung pergi darisana. Gue juga ga berhak harus mungutin buku-buku elo yang jatuh tadi. Padahal elo yang salah, yang jalan ga liat-liat, dan elo sendiri lah yang harus mungut buku-buku elo tadi. Seharusnya elo juga tadi minta maaf sama gue, tapi apa? Gue ga minta tuntutan atas itu. Dan malah elo yang minta tuntutan kalo gue harus bantuin elo mungutin buku-buku elo tadi. Apa gue salah, huh?"

Sontak cowok itu diam membeku, setelah mendengar penuturan dari cewek yang menabraknya tadi. Bukan, bukan yang menabraknya. Tapi malah yang ditabraknya.

Dan cewek itu kembali berjalan menuju kelasnya tanpa memperdulikan cowok yang menabraknya tadi.

Siapa, cewek itu?

              ***

"Anak-anak, hari ini kita kedatangan murid baru."

Sontak seluruh kelas tersebut saling berbicara dengan teman sebangku mereka masing-masing, kecuali cewek itu. Yang memang dari dulunya hanya duduk sendiri. Ada alasannya mengapa dia selalu duduk sendiri, karena dia terlalu sulit untuk didekati.

"Ayo, perkenalkan diri kamu!"

"Halo kalian, perkenalkan. Gue Dean. Pindahan dari SMA Nusa Bangsa. Salam kenal."

"Oke Dean, kamu bisa duduk di bangku pojok sana." cowok yang bernama Dean tadi menoleh kearah bangku yang disebut guru tadi. Betapa terkejutnya dia, karena yang akan  menjadi teman sebangkunya ialah cewek yang tadi dia tabrak.

"Emm Bu?" bisiknya.

"Apa Dean?"

"Boleh ga Bu, saya ga duduk disana."

"Kenapa memangnya?"

"Ya... Karena..." Dean sulit berpikir.

Gue harus alesan apa??

"Yaudah anak-anak, Ibu tinggal dulu. Dean, cepat duduk sana! Karena guru mata pelajaran selanjutnya akan segera masuk."

"Baiklah Bu." dengan pasrah Dean berjalan ke arah cewek yang tadi ia tabrak.

              ***

"Em...permisi." ucap Dean pelan. Berniat untuk memperbaiki hubungan dengan cewek yang akan menjadi teman sebangkunya itu.

Tapi masih tidak ada tanggapan.

Cewek ini tidur atau gimana sih?

"Emm hay! Halo! Salam kenal!"

Masih tidak ada tanggapan. Dan akhirnya Dean lebih memilih nyerah dan duduk disamping gadis itu yang tengah terpejam matanya, dengan alis yang terpaut.

"Selamat pagi anak-anak!"

"Pagi Pak..."

Perlahan gadis itu melepaskan sesuatu yang sebelumnya tengah terpasang di telinganya daritadi.

Yaelah, jadi daritadi gue ngomong sama orang yang tengah headseatan?

Gadis itu mulai mengambil buku mapel yang sesuai dari tasnya, tanpa memperdulikan cowok yang tengah melihat setiap gerakannya daritadi. Dan dia mulai membukanya. Tanpa berniat membagi dengan murid pindahan itu.

"Stt! Woy! Bagi dong!" Dean berbisik ke gadis itu. Tapi gadis itu tidak memperdulikannya dan lebih memilih mendengarkan penjelasan guru didepan. Sesekali mencatat hal yang penting.

"Sst! Woy! Elo--."

"De!" panggil guru didepan. Seketika Dean berteriak.

"Iya! Ada apa Pak!" jawabnya kaget. Karena dia takut kalo Pak guru tadi tau kalo daritadi Dean hanya berbicara, tidak mendengarkan penjelasannya sama sekali.

"Oh! Siapa kamu? Murid pindahan?" Pak guru itu malah balik nanya.

"Emm iya Pak, saya murid baru. Bapak kenapa manggil saya ya?"

Terlihat kalo pak guru itu mengernyit pelan.

"Siapa yang manggil kamu?"

"Lha? Bapak kan tadi manggil saya. Kok Bapak sendiri yang lupa?" Dean mulai bingung sendiri.

"Tapi Bapak ga manggil kamu kok. Bapak malah baru tau kalo ada kamu disini."

"Tapi Bapak tadi bilang 'De!'. Gitu! Bukannya Bapak manggil saya?"

"Oh...kalo itu saya manggil Dea. De! Ayo maju kedepan! Coba kerjakan soal yang baru Bapak kerjakan." tiba-tiba gadis yang daritadi hanya diam, dia berdiri dan berjalan kedepan.

Jadi ceritanya gue salah tanggap nih? Kesan pertama malu-maluin banget!

--------------***------------

DETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang