Part 45. Hari Pertama

365 15 0
                                    

Dea menatap langit-langit kamarnya gusar. Ia seharusnya sudah memberitahukan jadwal keberangkatannya ke Inggris kepada Tante Sinta. Tapi entah mengapa Dea belum siap akan hal itu.

Sejenak pikiran Dea kembali memikirkan saat-saat bersama kedua temannya itu. Ya, Syila dan Dean. Tak terasa, air mata kembali jatuh disana. Dengan cepat Dea menghapuskan dan duduk tegap dari keadaan berbaring sebelumnya.

"Gue ga boleh lemah kayak gini! Kalau gue kayak gini, entar mereka semua bakal tambah ga rela ngelepas gue. Ya! Gue harus kuat. Gue harus tegar dihadapam semua orang. Seperti Dea Syafila yang biasanya!" ucap Dea semangat dan mantap. Sambil mengepalkan kedua tangannya.

Lalu Dea turun dari tempat tidurnya. Berjalan menuju nakas untuk mengambil sesuatu disana. Sebuah pulpen. Tepatnya pulpen merah.

Setelah dia mengambil benda kecil itu, dia berjalan menuju kalender yang tergantung disana.

"Oke, gue akan berangkat ke Inggris tanggal ini." Dea membuat lingkaran mengelilingi salah satu tanggal disana. Dan dia sedikit menambahkan catatan kecil disana. 'Inggris'.

Lalu Dea mulai berkomat-komit menghitung banyaknya tanggal saat ini menuju tanggal keberangkatannya.

"Oke, kurang 7 hari lagi gue berangkat. Berarti kurang satu minggu. Dan seperti ucapan gue tadi, gue harus kuat. Ya, gue bakal lakuin hal yang bakal membuat orang sayang sama gue bakal bahagia karena gue."

Dea kembali berjalan menuju nakas. Mengambil buku catatan kecil dan menuliskan sesuatu disana. Ternyata Dea menulis jadwal kegiatan yang bakal dia lakukan mulai besok sampai hari terakhir ia di sini.

Setelah selesai menulis, sejenak dia memandang buku itu bangga dan tersenyum puas.

"Oke, mulai besok, kita lakukan!" ucapnya semangat sambil menepuk buku catatan itu.

             ***

Dea bangun dipagi hari dengan semangat. Sebelumnya ia sempat menguap keras. Ck! Dasar.

Butuh waktu sebentar untuk Dea merapikan tempat tidurnya dan membuat sarapan untuknya. Lalu pergi mandi.

Setelah Dea sudah bersiap-siap, dengan pakaian yang ia kenakan hari ini, Dea berjalan menuju nakas dan membuka buku catatan yang ia tulis kemarin malam.

Hari pertama, minggu.

Mengajak Nino pergi jalan-jalan.

              ***

Tok tok tok!

"Eh Fila, tumben main kesini ga kasih kabar."

Dea tersenyum lebar.

"Ga papa Tante. Fila cuma mau bikin suprise aja."

Tante Sinta hanya tertawa menanggapi jawaban yang Dea berikan. Karena menurutnya itu konyol.

"Ngomong-ngomong, Dean nya lagi ga ada dirumah. Dia--."

"Oh ga Tante, Fila ga sedang cari Dean. Fila mau ajak Nino pergi jalan-jalan."

"Hah?" Tante Sinta agak terkejut mendengar penuturan gadis didepannya itu. Ga kayak biasanya.

"Iya Tante, Fila mau ajak Nino pergi jalan-jalan. Kan ini weekend." diakhiri dengan senyuman lebar.

"Nino nya ada kan, Tante?"

Seketika Tante Sinta tersentak dari lamunannya. Ya, dari tadi ia hanya melamun.

"Oh iya ada. Dan kebetulan Nino nya udah mandi. Sana kamu ajak dia langsung! Dia lagi nonton tv tuh."

Dea mengagguk dan masuk mendahului Tante Sinta.

Dea tersenyum melihat cowok kecil didepannya itu. Dea sudah menganggap Nino seperti adiknya sendiri. Dan Dea kembali sedih ketika dia ingaf kalau dia juga akan meninggalkannya. Tapi sedetik kemudian Dea kembali tersadar dan tersenyum.

Dea berjalan mengendap-endap menuju tempat Nino duduk. Lalu Dea menutup kedua matanya. Terlihat kalau Nino sangat bingung.

"Aduh! Siapa ini? Lepasin! Lepasin! Nino ga bisa liat!" dia masih bergerak aktif.

"Wleee!!" teriak Dea ketika tutupannya itu dilepaskan.

Tetapi sedetik kemudian Dea mendapat pukulan bertubi-tubi dari Nino.

"Kak Fila nih! Akan Nino serang, kau monster jahat!" Nino berlari mengejar Dea yang berpura-pura menjadi monster.

Tante Sinta yang melihat itu hanya cekikikan. Karena bisa melihat kelakuan konyol kedua anaknya itu. Ah... Andai saja juga ada Dean, pasti lebih menyenangkan.

"Nino, Kak Fila akan mengajak Nino pergi jalan-jalan lho! Mau ga?" Tante Sinta datang menghampiri mereka berdua.

"Beneran Ma?" Nino seketika diam. Tidak lari lagi. Dan Dea juga ikutan diam. Dan dia ngos-ngosan.

"Iya! Nino mau ga? Entar Kakak beliin es krim deh! Lalu kita main ditaman!" Dea datang menghampiri Nino yang tengah menerawang. Matanya berbinar.

"Iya Kak! Nino mau ikut!!" Nino asik berteriak dan lompat-lompat kegirangan.

"Tapi Nino harus janji pada Kakak, ga boleh lari-lari jauh dari Kakak nanti. Ya?" Dea menunjukkan jari kelingkingnya.

"JANJI!!"

Dea tersenyum senang. Sekaligus damai. Sepertinya hari pertamanya ini akan seru sekali. Bersama Nino tentunya.

Tenang Nino, Kakak bakal buat kamu senang sekali hari ini. Karena hanya ini yang bisa Kakak buat sebelum Kakak pergi dari kamu.

Dea menyentuh pipi Nino dengan sayang. Ya, dia sangat sayang cowok kecil didepannya itu. Bagaikan Kakak dengan adik kandungnya sendiri.

--------------***------------

DETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang