"Halo kalian! Ada orang disana?"
"Ck! Apasih De?" Syila merasa terganggu karena perkataan Dean yang menurutnya ga ada manfaatnya.
"Kalian lapar ga?"
"Iya."
"Ga."Ucap mereka bebarengan.
"Aduh... Aku laper nih! Kita makan dulu ya, De." Syila yang sebelumnya asik dengan handphonenya, saat ini malah asik merajuk ke Dea.
"Alah! Deanya aja ga laper kok. Berarti ga usah makan aja." ucap Dean didepan sana.
"Yahh..."
"Ayolah De! Kita makan ya! Kali ini aja. Ya ya??" Syila tetap gigih mengajak Dea makan.
"Tapi gue udah kenyang nih, Syil. Tadi udah dimasakin sama Tante Sinta."
"Yah..." Syila menunduk sedih. Memang sebenarnya Syila tidak terlalu lapar. Tapi ini adalah niatnya agar dia ga cepet-cepet pisah dari Syila. Ck! Emang nih si Syila.
"Yaudah, kita makan aja ya, De." ucap Dea selanjutnya. Dan itu sukses membuat Syila tersenyum lagi.
"Beneran nih, De?" tanya Syila antusias.
"Hm, iya bener." Dea terkekeh pelan.
"Oke deh! Kalo Dea mau makan berarti kita juga makan!" ucap Dean disana semangat.
"Huuu... Giliran Dea mau makan, kamu juga mau makan juga. Emang dasar!" ucap Syila sebal.
Dean hanya menanggapinya dengan cibiran.
***
"Kamu mau pesen apa, De? Biar sekalian aku yang pesenin."
Dea diam sejenak. Masih melihat-lihat isi buku menu itu.
"Aku espresso aja deh!"
"Oke!" ucap Syila semangat. Dia hendak pergi darisana tapi tiba-tiba ada yang menghentikannya.
"Lah? Gue ga ditanyain?" ucap Dean ga terima.
"Kamu punya kaki, kan? Sana beli sendiri." dengan santainya Syila pergi darisana.
"Oh! Dasar si Syila!" Dean juga ikutan berlari mengejar Syila yang sudah lumayan jauh.
Dea yang melihat itu terkekeh sebentar kemudian kembali diam.
Apa gue bisa liat kekonyolan mereka kayak gini, nanti ya?
***
"De, ayo kita pergi main!" bisik Syila pada Dean yang tengah mengemudi.
Ya, saat ini Syila lebih memilih duduk disamping Dean, didepan. Dan Dea duduk dibelakang seperti biasanya, ditemani lagu-lagunya. Syila sudah berniat merencanakan sesuatu dari rumah.
"Ck! Elo--."
"Sstt!! Diam! Jangan kenceng-kenceng ngomongnya. Entar Dea bisa denger." masih berbisik.
"Ck! Emang kenapa?" masih menatap kejalanan. Dean juga ikutan berbisik.
"Kita pergi main yuk! Ke wahana. Kita ajak Dea. Kan Dea belum pernah ke wahana sebelumnya. Ya... Itu yang aku tau sih."
Dean berpikir sejenak. Menimang-nimang saran dari Syila.
"Ada benernya juga lo."
"De?" lanjut Dean.
"Dea??" sekarang Syila yang bertanya.
Dengan perlahan Dea melepaskan headseatnya.
"Iya? Ada apa?"
"Kita pergi main yuk!" ajak Dean. Masih menatap kedepan.
"Iya De. Kita kan ga pernah main bareng kamu." tambah Syila antusias.
"Tapi nanti kalau Tante Sinta tau gimana?"
Syila berdecih pelan.
"Udah! Tante Sinta ga bakalan tau. Asalkan kamu ga bilang-bilang."
"Ya De? Kita pergi main bareng?" lanjut Syila. Dia pantang menyerah.
Dea menimang-nimang sebentar.
"Oke deh."
--------------***------------
KAMU SEDANG MEMBACA
DE
Teen Fiction"Cinta? Huh! Rasanya mustahil sekali bagiku. Sesuatu yang ga berguna, yang membunuhku perlahan. Memikirkannya saja aku tidak pernah, bahkan aku tidak ingin memikirkannya." Dea, siswi cantik yang duduk di bangku SMA itu sudah merasakan pukulan dunia...