Bugh!
"Apa-apa an lo?!"
Bugh!!
Berbagai jeritan memenuhi cafe itu. Karena didepan mereka tengah ada seorang remaja pria memukul remaja pria lainnya.
"Lo yang apa-apa an!" cowok itu akan memukul kembali tetapi tangannya di tepis oleh Doni.
"Lo kenapa tiba-tiba mukul gue sih, De! Apa masalah lo?!!" Doni tidak terima karena main dipukul oleh Dean.
"Lo ga merasa bersalah? Lo emang cowok brengsek tau ga!"
Kembali Dean memukul Doni. Dan mengenai pipi kanannya. Timbulah darah disudut bibirnya Doni. Dan pacarnya tadi menjerit melihat itu.
"Emang gue salah apa, hah? Gue ada salah sama lo?!" Doni masih keukeh bertanya. Terlihat kalo Dean sangat emosi akan hal itu.
"Lo emang ga punya salah sama gue. Tapi tadi? Elo lupa apa? Lo udah nyakitin Dea tau ga!"
Sejenak Doni berpikir.
"Kenapa Dea ngerasa gue sakitin? Apa hubungannya?"
Dean berdecih.
"Dea tuh cinta sama lo!!"
"Masa? Cewek keras kayak dia suka sama gue? Hahaha!!" Doni malah asik tertawa. Dan karena itu, dia mendapatkan pukulan kembali diperutnya.
"Lo bukannya juga cinta sama dia, apa?"
"Cinta? Hahah! Just bullshit man! Lo percaya kalo waktu itu gue cinta sama dia? Lo bodoh kalo gitu."
Bugh!!
"Terus apa masalah lo, hah?! Kenapa lo mukul gue daritadi? Lo suka sama Dea? Iya?!"
Pertanyaan Doni itu sontak membuat Dean terdiam. Benar, dia bingung mau jawab apa. Dia juga tidak tau kenapa dia begitu sedih ketika Dea juga sedih?
Karena Dean kelamaan diam, tiba-tiba Doni memukulnya. Dan timbulah darah disudut bibirnya.
"Jawab Boy!! Lo suka sama Dea?!"
"IYA! GUE SUKA SAMA DEA!! KENAPA?!"
Seketika Dean terdiam atas ucapan yang keluar dari bibirnya itu. Bagaimana bisa dia mengucapkan itu?
Tiba-tiba Dean teringat Dea. Dimana gadis itu sekarang. Terakhir dia lihat, Dea tengah berlari sambil menangis.
Karena takut terjadi apa-apa, Dean pergi dari sana dan lari, berniat mengejar Dea.
Sebelum Dean pergi, dia sempat mengucapkan beberapa kalimat kepada Doni.
"Inget, lo bakal nyesel udah ninggalin Dea dan berpaling pada cewek lain untuk kedua kalinya." lalu Dean berlari secepat mungkin yang ia bisa. Meninggalkan Doni yang tengah terdiam. Mencerna kalimat yang baru Dean ucapkan.
***
Dean terus berlari menyusuri trotoar. Berkali-kali dia bergumam khawatir terhadap keadaannya Dea sekarang.
Dimana lo, De? Gue harap ga terjadi apa-apa sama lo.
Ya Tuhan, tolong bantu gue nemuin Dea!
Dean terus berlari sambil mengedarkan pandangannya keseluruh penjuru tempat.
Dean membulatkan matanya ketika didepannya, tidak jauh darinya. Sekitar 10 meter an, dia melihat seorang gadis berbaju putih, rambut sebahu digerai tengah berlari. Ya, dia tidak salah lagi, itu pasti Dea.
"DE!"
Sebentar Dea menoleh kebelakang dan disana terdapar Dean tengah berlari menuju arahnya dengan cepat. Otomatis, Dea juga tambah cepat larinya.
"De! Tungguin!!" tapi Dea tidak mengindahkannya sama sekali. Sekali-kali Dea menoleh kebelakang. Harap-harap dia sudah jauh dari Dean.
Tapi yang diharapkannya lain. Sekarang Dean dibelakangnya sekitar 5 meteran dan Dea mulai panik sendiri.
"De! Berhenti!!"
Dea terus berlari dan tiba-tiba dia berbelok jalan menyebrangi jalan raya. Berniat untuk menuju trotoar diujung sana. Tapi, ketika Dea sampai ditengah jalan, tiba-tiba ada sebuah mobil yang melaju kencang dari arah depan.
BRAK!!
"DEA!!!"
--------------***------------
KAMU SEDANG MEMBACA
DE
Teen Fiction"Cinta? Huh! Rasanya mustahil sekali bagiku. Sesuatu yang ga berguna, yang membunuhku perlahan. Memikirkannya saja aku tidak pernah, bahkan aku tidak ingin memikirkannya." Dea, siswi cantik yang duduk di bangku SMA itu sudah merasakan pukulan dunia...