"Kamu jadi pulang, La?" Dea yang sebelumnya tengah melihat penampilannya dicermin. Rambut sebahu digerai, kaos polos pendek, dengan rok selutut itu membuat dirinya tambah imut saja.
"Iya, Tante. Fila jadi pulang."
"Kamu kan ga perlu pulang kesana. Lagian disana sepi, ga ada siapa-siapa." Tante Sinta berusaha mengubah pikiran gadis didepannya itu.
"Ga Tante, Fila pulang aja. Lagipula, meskipun rumah itu sepi, kan tetap menjadi rumah Fila. Fila ga nyaman harus ninggalin rumah itu dalam waktu yang cukup lama."
Tante Sinta menghembuskan napas pasrah. Baru kemarin dia merasakan mempunyai anak perempuan.
"Yaudah, Tante panggil Dean dulu ya!"
"Dean!! Kamu--."
"Ada apa, Ma? Mama kebiasaan deh, suka teriak-teriak kalo manggil Dean." Dean menatap gadis didepannya ini cukup lama.
Benar-benar cantik lo, De. Meskipun lo dulu dingin, lo tetap cantik.
"Dean! Ngelamunin apa sih? Udah cepat sana anterin Fila pulang. Oh ya, sebelumnya kamu bantu angkat barang-barangnya Fila kedalam mobil ya! Kamu naik mobil aja." Tante Sinta memberi penuturan itu sambil mengacungkan jari telunjuknya dan Dean hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Ayo De!"
***
"Syila, kamu kesini juga?"
"Iya Tante. Kan Dea mau pulang lagi. Syila harus ikut nganterin dong." Dean yang mulai paham 'kode' dari Syila nampak curiga.
"Terus?"
"Ya... Aku ikut kerumah Dea bareng kamu."
Dean menghela napas berat.
"Udah gue duga." gumamnya.
Syila hanya nyengir ga jelas dan menunjukan tanda 'peace'.
"Maaa!!!" Nino berlari dari dalam rumah.
"Eh! Anak Mama. Kenapa?" Tante Sinta memeluk Nino dan menggendongnya.
"Kak Fila mau pulang, ya?"
"Iya!"
"Nah, kan kak Fila mau pulang nih. Ga mau meluk kakak dulu?" ucap Dea dan seketika dia mendapat dorongan dari Nino yang lumayan keras. Untungnya saja Dea dapat menyeimbangkannya.
"Kak Fila jangan lupa kapan-kapan main sama Nino lagi ya!"
Dengan sigap Dea memberikan hormat.
"Siap kapten!"
Seketika mereka disana tertawa.
"Yaudah Tante, Fila pulang dulu ya."
"Jangan lupa lho main kerumah Tante ya!" Tante Sinta memeluk Dea erat.
"Iya Tante. Fila ga bakal lupa."
"Emmm...putri Tanta akan ninggalin Tante." masih dalam keadaan berpelukan.
"Lagian ga selamanya kan, Tante?"
Seketika Dea mendapat pukulan dari Tante Sinta.
"Ck! Kamu ngomong apa sih? Ga! Putri Tante ga bakal pergi kemana-mana." Tante Sinta kembali memeluk Dea. Dea mengadahkan wajahnya keatas. Menatap langit.
Benar kata Bunda. Semua orang disini sayang sama Dea. Dea jadi ga tega kalo suatu hari nanti Dea bakalan benar-benar pergi dari mereka.
--------------***------------
KAMU SEDANG MEMBACA
DE
Fiksi Remaja"Cinta? Huh! Rasanya mustahil sekali bagiku. Sesuatu yang ga berguna, yang membunuhku perlahan. Memikirkannya saja aku tidak pernah, bahkan aku tidak ingin memikirkannya." Dea, siswi cantik yang duduk di bangku SMA itu sudah merasakan pukulan dunia...