Part 7. Dia Lemah

779 23 0
                                    

"Disini ada yang namanya Dea Syafila?" seketika para murid dikelas itu saling pandang. Dan ada juga yang menoleh kearah Dean.

Kenapa semuanya noleh ke gue?

"Emm... Dia ga ada Pak! Ga masuk sekolah." akhirnya Dean yang menjawab.

"Oh yaudah, entar kalo dia kembali masuk sekolah, suruh dia ke ruang TU ya!" lalu pak guru tadi, yang sepertinya anggota TU, pergi.

Apa hubungannya Dea sama TU?

              ***

Sejak kejadian itu, Syila dan Dean tidak saling menyapa. Ketika tanpa sengaja bertatap muka, mereka sama-sama mengacuhkannya. Saat pulang sekolah, Syila lebih memilih pulang dulu, tidak seperti biasanya yang pulang agak terlambat, karena bareng Dean.

Dean juga begitu, dia pulang agak diterlambatkan agar dia tidak bertemu dengan Syila. Alhasih, sampai rumah dia lumayan larut malam.

Seperti saat ini, Dean tengah menuju tempat parkir motornya. Dan disana tinggal motornya saja yang tersisa. Ya, dia pulang paling akhir. Sebentar dia menoleh kearah jam tangannya.

17.00. Hampir malam.

Dia mengendarai motornya dalam kecepatan pelan. Berniat menikmati semilirnya angin sore hari ini, dan entah mengapa hari ini juga tidak macet. Jadi Dean bisa serileks mungkin.

Dia mengendarai motornya sambil sesekali memejamkan matanya. Untuk menambah tingkat kerileksannya.

Menuju jalan pulang, Dean kembali melewati jalan yang kemarin. Ya, jalan saat dia bertemu dengan Dea yang sedang berjalan tertatih-tatih. Seketika raut wajahnya berubah sendu. Karena dia juga kembali memikirkan tentang pertengkarannya dengan Syila, yang entah mengapa hal itu menjadi tambah runyam.

Dean terus berpikir, masih dengan kecepatan rendah. Saat dia melewati taman dekat supermarket mini, tanpa sengaja dia melihat seorang gadis duduk disalah satu bangku ditaman itu. Dan gadis itu sedang menerawang kedepan.

De-Dea? Iya! Itu Dea! Kenapa dia ada disana? Jam segini lagi.

Dean berniat untuk menghampiri Dea. Tetapi seketika niatnya itu ia urungkan, karena dia kembali mengingat kata-kata yang diucapkan Dea kemarin.

"Emang elo siapanya gue?"

Lalu Dean berbalik kembali, berjalan menuju motornya. Tetapi niatnya itu kembali ia urungkan, karena ia mendengar seorang gadis tengah berteriak.

Dean kembali menoleh kearah Dea, dan disana Dea tengah terduduk dirumput. Sepertinya barusan dia jatuh. Dean berniat untuk menolong Dea, tetapi lagi-lagi niatnya itu ia urungkan. Dia kembali melihat Dea dari kejauhan.

"Kenapa semuanya terjadi ke gue sih?! Kenapa, hah?!" teriak Dea disana, dan Dean masih setia mengawasinya.

"Kenapa Tuhan?! Kenapa elo sangat jahat pada gue, hah?! Elo beri gue masalah bertubi-tubi, elo pikir gue ga capek apa?! Gue capek! Gu-gue..." Dea terdiam dan menunduk.

Dea kenapa?

Terlihat disana tubuhnya Dea bergetar. Dan air mata tumpah dikedua matanya, dengan derasnya. Tetapi dia mengusapnya dengan cepat.

De-Dea nangis? Ini pertama kalinya gue liat dia nangis. Sebanyak itukah masalahnya?

Dea terus menangis disana. Sekitar 15 menitan, dia berhenti menangis. Dan Dean masih setia mengawasi. Terlihat Dea menengok sebentar kearah jam tangannya. Dean juga melakukan hal yang sama.

17.30

Terlihat, Dea kembali berdiri. Membersihkan seluruh pakaiannya dari kotoran dan rumput-rumput yang menempel pada kaos dan celananya itu. Lalu dia mulai berjalan.

Tak tinggal diam, Dean juga ikutan berjalan dengan motornya. Mengikuti Dea sambil mengendarai motornya dari kejauhan.

Gue akan ikutin Dea. Pasti kali ini dia berjalan pulang menuju rumahnya. Ya, gue akan ikutin dia. Dan otomatis gue akan tau rumahnya.

Dean terus mengikuti Dea dari kejauhan. Dan entah mengapa, Dea tidak curiga sama sekali. Dia tidak menoleh kebelakang ataupun kearah yang lainnya. Dia hanya menatap lurus kedepan. Pasti karena sifatnya yang terlalu cuek dengan sekitar.

Dean berhenti ketika Dea juga berhenti. Dan entah mengapa Dea berhenti di supermarket dekat dengan taman tadi.

Kenapa Dea berhenti didepan supermarket itu? Oh, mungkin karena dia mau beli sesuatu. Makanan mungkin.

Dea masuk kedalam supermarket. Dean terus mengawasi Dea dari kejauhan. Saat ini Dean tidak lagi bersama motornya. Dean berjalan lebih mendekat kearah supermarket untuk melihat Dea lebih jelas.

Sebelum Dean berjalan kearah supermarket, terlebih dulu ada seorang Bapak-bapak, yang sepertinya baru pulang dari kantor, masuk kedalam supermarket itu. Dean berjalan dibelakangnya agar tidak ketahuan Dea. Tapi Dean tidak sampai masuk. Dia cukup mengawasinya dari luar.

Bapak-bapak tadi masuk, dan Dean tetap mengawasi, tapi dia dibuat terkejut oleh sebuah suara seorang gadis.

"Selamat datang!"

--------------***------------

DETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang